JAKARTA - Sidang terdakwa kasus terorisme Umar Patek kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Barat kemarin (12/3). Jaksa penuntut umum (JPU) menghadirkan empat saksi. Tiga orang dari satpam gereja yang pernah dibom Umar Patek pada 2000 dan seorang lagi polisi. Meski tidak mengungkapkan keterlibatan militan yang ditangkap di Pakistan itu, para saksi mengungkapkan pedihnya menjadi korban ledakan.
"Tiap misa digelar saya trauma. Ingat dengan ledakan," kata Wagyono, satpam di Gereja Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat. Wagyono menuturkan, pada 24 Desember 2000 itu peserta misa sudah datang sejak pukul 19.00. Ketika misa bubar pada pukul 09.00, para jemaat berjalan keluar gereja. Tiba-tiba bom meledak di pinggir jalan luar gereja. Sebuah mobil Toyota Kijang terbakar hebat.
Hal senada diungkapkan Sugiono, salah seorang satpam di gedung Tedja Buana tak jauh dari gereja. Dia mengaku sangat kaget saat melihat mobil terbakar hebat yang didahului dengan suara ledakan. "Saya tidak pernah membayangkan akan ada kejadian seperti itu. Saya berusaha memadamkannya," kata Sugiono.
Satpam Tedja Buana lainnya, Abdul Jamil, mengaku sedang dalam perjalanan ke kantor ketika ledakan terjadi. Saat hendak ganti giliran jaga itu, dia kaget mengetahui api yang semburat. Dia langsung menghubungi pihak terkait sambil melakukan pertolongan.
Tak jauh dari lokasi kejadian, Iteng Waluyo yang bertugas sebagai satpam di Gereja Anglikan di Jl. Arief Rahman Hakim dekat Tugu Tani mendapat ancaman bom. Dia mengaku melihat tas kecil mencurigakan. Dia lantas melaporkan ke atasannya yang kemudian meneruskan ke tim gegana. Tim gegana menyatakan tas tersebut adalah bom dan membawanya ke markas.
Saat itu, kata Item, para jemaat tidak mengetahui bahwa ada bom. Untungnya, saat tas tersebut diringkus gegana, para jemaat sudah tidak ada di tempat karena misa sudah rampung. "Saya tidak melihat sendiri wujud bom, tapi dari atasan mengatakan bahwa itu adalah bom," katanya.
Pengacara Umar Patek, Asludin Hadjani, mengatakan bahwa saksi hanya menceritakan bagaimana bom terjadi. Mereka tidak mengungkapkan keterlibatan lelaki dengan sebelas nama alias itu. "Saksi tidak menunjukkan keterlibatan antara bom dan Umar Patek," katanya.(aga)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendagri Minta Jumlah PNS di Pemprov Dipangkas
Redaktur : Tim Redaksi