Satu Anggota Teroris Kelompok Santoso Tewas dalam Kontak Senjata di Parimo

Sabtu, 04 April 2015 – 03:59 WIB
Satu Anggota Teroris Kelompok Santoso Tewas dalam Kontak Senjata di Parimo

jpnn.com - PARIMO - Salah seorang dari kelompok teroris pimpinan Santoso dan Daeng Koro di Poso, tewas tertembak setelah kontak senjata dengan aparat gabungan Polres Parimo dan Brimob di wilayah Pegunungan Desa Sakina Jaya, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parimo, Jumat (3/4) subuh.  

Berdasarkan informasi dan pantauan langsung Radar Sulteng (Grup JPNN.com) di sekitar pegunungan Desa Sakina Jaya, kontak senjata tersebut pecah setelah salah seorang ibu rumah tangga (IRT) di Desa Sakina Jaya didatangi kelompok Santoso di sebuah pondok dikebun. 

BACA JUGA: Yusril Sebut Menkumham Putar Balikkan Hukum

Ada dugaan, kelompok Santoso Cs dalam kondisi kelaparan sehingga meminta IRT tersebut untuk mencari beras ke kampung. 

Saat diminta turun ke kampung itulah, ibu tersebut melaporkan kepada masyarakat desa dan aparat terdekat. Beberapa menit kemudian langsung aparat gabungan bersama masyarakat mendatangi pondok tersebut dan disambut suara tembakan.
  
Suara tembakan terus terdengar hingga pukul 17.00 Wita. Sekitar pukul 17.15 Wita, sejumlah personel Brimob Anti Teror bersama anggota Polres Parimo yang dipimpin Kapolres Parimo AKBP Novia Jaya SH, bersama beberapa masyarakat setempat melakukan pengejaran hingga akhirnya salah seorang kelompok teroris yang diduga bernama Daeng Koro berhasil ditembak mati. 

BACA JUGA: Jokowi Dapat Nilai C untuk Urusan Transportasi Publik

Tidak lama setelah kontak senjata, Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Drs Idham Azis M Si mendatangi lokasi dekat pegunungan Desa Sakina Jaya. Setelah itu, Jenazah yang tertembak langsung dievakuasi dari pinggir pegunungan dan dibawa menuju Polres Parimo.
 
Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Drs Idham Azis M Si, yang ditemui di Polres Parimo mengatakan, awalnya Kapolres Parimo, menerima laporan dari masyarakat sekitar pukul 9.00 Wita, bahwa di atas gunung Desa Sakina Jaya, masyarakat melihat orang tidak di kenal yang jumlahnya diperkirakan sebanyak 10 orang.

Setelah itu, Kapolres dan anggota Brimob yang berada di Parimo, bersama warga naik ke gunung menuju lokasi. Ternyata memang ada, dan jam 16.00 Wita terjadi kontak senjata. Ketika terjadi kontak senjata kurang lebih 20 menit, sebagian dari kelompok bersenjata tersebut kabur. Kemudian pondok yang diduga menjadi tempat penyandraan di sterilkan.

BACA JUGA: Pejabat di Era Jokowi Ini Enak Banget

"Ternyata ada satu korban dari pelaku yang diduga sebagai kelompok dari Santoso dan Daeng Koro ini meninggal di tempat setelah kontak senjata," ujarnya.

Menurut Idham Aziz, jenazah masih akan diindentifikasi, di bawa ke rumah sakit bhayangkara untuk di autopsi, dilakukan pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam dan kemungkinan menelusuri dari sisi DNA.

Kapolda memastikan yang tewas itu adalah anggota kelompok Santoso dan Daeng Koro. Sebab barang bukti senjata api yang ditemukan di lokasi kontak senjata berupa senjata M16 pucuk bersama amunisi dan senjata rakitan satu pucuk.
   
Selain itu, diduga bahwa kelompok bersenjata itu adalah kelompok santoso, diketahui berdasarkan  pengakuan IRT yang sempat di sandera. Kepada IRT tersebut kelompok bersenjata tersebut minta dimasakan makanan serta sempat mengancam.

"Mereka sempat mengancam, jangan dibilang-bilang sama petugas kita ini anak buahnya yang selama ini dicari sama Polri dan TNI,” jelasnya.

Lanjut Idham Aziz, setelah kontak senjata, kelompok tersebut berpencar ke atas gunung. Karena sudah malam, penyergapan dihentikan. Karena sudah menjadi protap, semua pasukan di tarik. Besok (hari ini, red) akan dilakukan penyisiran di pondok tempat penyanderaan maupun di seputaran gunung dan lembah pegunungan Desa Sakinah Jaya.

"Siapa tau ada diantara mereka, siapa tau ada yang terkena senjata,”tambahnya.

Ia juga menambahkan bahwa wilayah Poso masih menjadi fokus mereka. Selain terdengar suara tembakan, di lokasi juga terdengar suara ledakan besar yang diduga sebagai bom. Saat dikonfirmasi, Kapolda mengakui bahwa ledakan besar tersebut adalah bom.

"Rata-rata di badannya ada rompi bom lontong. Pelaku yang tewas ditemukan ada bom lontong di dadanya," kata Kapolda.(iwn/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Naikkan Tunjangan Pejabat Negara, Jokowi Makin Tak Bisa Dipercaya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler