DHAKA - Meski peristiwa ambruknya Rana Plaza dua pekan berlalu, tim penyelamat gabungan masih melanjutkan misi pencarian korban. Mereka masih memiliki harapan untuk menemukan korban selamat. Jumat (10/5) harapan itu terwujud. Tim penyelamat menemukan seorang perempuan yang masih bernapas di balik reruntuhan.
"Dia terjebak di antara balok kayu dan besi kolom lantai dua. Namanya Reshmi," ujar Ahmed Ali, kepala pemadam kebakaran Kota Dhaka.
Dia menduga, perempuan yang kondisinya masih sangat lemah itu bisa bertahan hidup karena punya cadangan air minum. Tapi, bisa jadi, dia meminum air yang sengaja dipompakan tim penyelamat gabungan di balik puing-puing bangunan delapan lantai itu.
Salah seorang personel pemadam kebakaran yang ikut mengevakuasi Reshmi di balik reruntuhan mengungkapkan, perempuan pemberani itu terus berteriak. "Dia berteriak minta tolong saat mengetahui tim penyelamat sedang menggali tidak jauh dari lokasinya," tutur pria yang merahasiakan identitasnya itu.
Setiap menggali lokasi baru, tim penyelamat gabungan mengawali dengan teriakan. "Kami selalu menanyakan apakah ada yang masih selamat. Reshmi, tampaknya, mendengar teriakan kami dan menjawab dengan teriakan minta tolong," ujarnya. Menurut dia, perempuan beruntung tersebut berulang-ulang mengucapkan kata "tolong selamatkan saya".
Untuk mengevakuasi korban, tim memerintah seluruh operator crane dan buldoser yang terlibat dalam proses pencarian korban untuk mematikan alat-alat berat itu. Tim penyelamat lantas menggali dengan tangan kosong serta peralatan sederhana seperti sekop. Itu dilakukan karena tim penyelamat tidak ingin melukai Reshmi yang sudah bertahan sekitar 15 hari di balik puing.
Evakuasi Reshmi membutuhkan 40 menit. Begitu tim berhasil mengangkat, kerumunan massa langsung menyambut dengan tepuk tangan. Selanjutnya, dia dilarikan ke rumah sakit militer di ibu kota Bangladesh tersebut. Tim medis langsung memberikan oksigen dan cairan rehidrasi. Selama beberapa hari, dia harus beristirahat di rumah sakit.
Korban tewas karena ambruknya superblok di distrik komersial Dhaka itu melampaui angka 1.000. Pemerintah mencatat, jumlah korban tewas dalam insiden 24 April tersebut mencapai 1.038 atau sesuai dengan jumlah mayat yang berhasil diangkat dari balik reruntuhan. Tapi, jumlah itu masih bisa bertambah. Sebab, masih banyak korban yang dilaporkan hilang. (AP/AFP/hep/c17/dos)
"Dia terjebak di antara balok kayu dan besi kolom lantai dua. Namanya Reshmi," ujar Ahmed Ali, kepala pemadam kebakaran Kota Dhaka.
Dia menduga, perempuan yang kondisinya masih sangat lemah itu bisa bertahan hidup karena punya cadangan air minum. Tapi, bisa jadi, dia meminum air yang sengaja dipompakan tim penyelamat gabungan di balik puing-puing bangunan delapan lantai itu.
Salah seorang personel pemadam kebakaran yang ikut mengevakuasi Reshmi di balik reruntuhan mengungkapkan, perempuan pemberani itu terus berteriak. "Dia berteriak minta tolong saat mengetahui tim penyelamat sedang menggali tidak jauh dari lokasinya," tutur pria yang merahasiakan identitasnya itu.
Setiap menggali lokasi baru, tim penyelamat gabungan mengawali dengan teriakan. "Kami selalu menanyakan apakah ada yang masih selamat. Reshmi, tampaknya, mendengar teriakan kami dan menjawab dengan teriakan minta tolong," ujarnya. Menurut dia, perempuan beruntung tersebut berulang-ulang mengucapkan kata "tolong selamatkan saya".
Untuk mengevakuasi korban, tim memerintah seluruh operator crane dan buldoser yang terlibat dalam proses pencarian korban untuk mematikan alat-alat berat itu. Tim penyelamat lantas menggali dengan tangan kosong serta peralatan sederhana seperti sekop. Itu dilakukan karena tim penyelamat tidak ingin melukai Reshmi yang sudah bertahan sekitar 15 hari di balik puing.
Evakuasi Reshmi membutuhkan 40 menit. Begitu tim berhasil mengangkat, kerumunan massa langsung menyambut dengan tepuk tangan. Selanjutnya, dia dilarikan ke rumah sakit militer di ibu kota Bangladesh tersebut. Tim medis langsung memberikan oksigen dan cairan rehidrasi. Selama beberapa hari, dia harus beristirahat di rumah sakit.
Korban tewas karena ambruknya superblok di distrik komersial Dhaka itu melampaui angka 1.000. Pemerintah mencatat, jumlah korban tewas dalam insiden 24 April tersebut mencapai 1.038 atau sesuai dengan jumlah mayat yang berhasil diangkat dari balik reruntuhan. Tapi, jumlah itu masih bisa bertambah. Sebab, masih banyak korban yang dilaporkan hilang. (AP/AFP/hep/c17/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekonomi Melemah, Pangeran Charles Tutup Toko Sayurnya
Redaktur : Tim Redaksi