Satu Lawan Satu Densus 88 vs Teroris, Siapa yang Kalah?

Senin, 14 Maret 2016 – 16:18 WIB
ilustrasi. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - ‎Seorang teroris, Siyono tewas setelah berduel satu lawan satu dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror di Klaten, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Kadiv Humas Polri Irjen Anton Charliyan mengklaim ‎bahwa penangkapan Suyono hanya melibatkan dua personel Densus di Dusun Brengkuan, Desa Pogung, kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah. Satu sopir dan seorang lagi yang menjaga Suyono.

"Petugas meminta SY untuk memberi tahu di mana lokasi penyimpanan senjata," kata dia di Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/3)

BACA JUGA: SBY: Tak Mendengar Suara Rakyat, Dijamin Tidak Akan Sukses

‎Saat itu petugas mengikuti  arahan Suyono. Dia memberikan nama lokasi penyimpanan senjata. Namun, setelah sampai di tempat tujuan, Suyono ternyata enggan menunjukkan tempat yang tepat.

"Saat sampai di lokasi dimaksud, pelaku enggan menunjukan di mana dia menyimpan senjata. Pelaku pun membujuk polisi untuk melepas penutup mata dan borgolnya," jelas dia.

BACA JUGA: Kunjungi Jogja, SBY Mampir di Warung Soto Favorit

Atas permintaan Suyono, petugas lantas membuka penutup kepala dan melepaskan borgol yang berada di tangan teroris itu. Menurut Anton, Suyono sudah kooperatif, sehingga petugas tidak menaruh rasa curiga. "Tapi, setelah borgol dan penutup kepala dilepas, pelaku langsung menyerang petugas," bebernya.

Perkelahian pun tak bisa dielakkan. ‎Si sopir yang fokus mengendarai mobil juga terkena amukan Suyono. Beruntung petugas jaga responsif dan melumpuhkan Suyono dalam waktu singkat. "Densus ini kan dilatih khusus untuk berkelahi, dan dibenturkan kepalanya ke bagian mobil hingga pingsan," ucapnya.

BACA JUGA: Ketua DPR Dukung BNN Selevel Kementerian

Suyono langsung terkapar. Menengok kondisinya, anggota Densus sigap membawa Suyono ke rumah sakit terdekat. Namun, ia tidak bernyawa saat dalam perjalanan.

"Kematiannya akibat pendarahan di kepalanya," sambung Kapusdokkes Mabes Polri, Brigjen Pol Arthur Tampi saat mendampingi Anton.

Saat ditanya mengapa penjagaan hanya dua orang dan apakah ada kesengajaan sehingga menewaskan Suyono, Arthur bergeming. Menurutnya, Suyono tewas karena melakukan perlawanan dan menyerang petugas.

"Tidak ada pistol, tidak digunakan. Itu murni perkelahian tangan kosong," tandasnya. (Mg4/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... KemenPAN-RB Tetapkan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2016


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler