Satu Orang Tewas Setelah Kecelakaan Truk Maut

Senin, 30 April 2018 – 19:55 WIB
Truk masuk jurang. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, MADIUN - Musibah menimpa keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

Truk yang mengangkut puluhan siswa dan warga PSHT dari Ranting Manguharjo, Kota Madiun, Jatim terjun ke jurang di wilayah Suluk Wetan, Desa Suluk, Kecamatan Dolopo, kemarin (29/4).

BACA JUGA: Truk Terjun ke Jurang, Banyak Korban Alami Patah Tulang

Akibatnya, satu orang tewas dan 24 orang mengalami luka-luka.

Menurut informasi yang dihimpun, rombongan bertolak dari Ngebel menuju Madiun.

BACA JUGA: Truk Berisi 40 Anak Terjun ke Jurang Setinggi 30 Meter

Sebelumnya berlangsung kegiatan pendadaran kenaikan ban/sabuk. Saat pulang, rombongan itu dikawal petugas Satlantas Polres Ponorogo.

Namun, nahas menimpa truk engkel bernopol AE 8178 XX yang dikemudikan Susianto, 35, warga Kwangsen, Jiwan, Madiun, tersebut.

BACA JUGA: Hindari Fuso, Truk Bermuatan Elpiji Masuk Jurang

Truk bermuatan sekitar 40 orang itu terjungkal ke jurang sedalam kurang lebih 50 meter.

Tepatnya di perbatasan Desa Suluk, Dolopo, dengan Desa Sempu, Ngebel.

"Kami sudah menghubungi Unit Laka Polres Madiun karena TKP-nya ada di wilayah Madiun," terang Kanitlaka Satlantas Polres Ponorogo Ipda Badri.

Berdasar keterangan sopir truk Susianto, awalnya tidak ada masalah apa-apa dengan kondisi truk.

Namun, saat memasuki turunan di perbatasan Desa Suluk dan Desa Sempu, tiba-tiba rem kendaraan itu tidak berfungsi normal.

"Seperti setengah hilang setengah hilang gitu," ujar Susianto saat ditemui di IGD RSUD Dolopo.

Saat itu, Susianto masih ingat, kendaraan yang dikemudikan masih melaju pada gir 2.

Waktu mengalami kejadian rem blong tersebut, dia sudah berupaya menarik hand rem atau rem tangan.

Tapi, upaya itu sia-sia. Truk nahas tersebut keburu keluar badan jalan dan akhirnya terjun ke jurang.

Memang kondisi jalan di TKP merupakan turunan tajam dan berbelok. Saat itu Susianto mengaku masih sadar. Kondisi truk saat masuk jurang langsung terbalik, lalu terperosok ke dalam.

"Langsung numplek, terus ndelosor (terbalik dan langsung terperosok, Red)," terangnya.

Pelatih Ranting PSHT Manguharjo Narko membenarkan bahwa puluhan orang yang menjadi korban itu adalah siswanya yang mengikuti kegiatan kenaikan sabuk di Ngebel.

Ada yang dari Manguharjo dan Sukolilo. Menurut Narko, kejadian tersebut merupakan musibah. Sebab, dia mengaku sudah sangat berhati-hati. Namun, semua terjadi di luar kendali.

"Truk yang kecelakaan itu paling depan. Jadi, kami semua langsung turun dan membantu mengevakuasi ke rumah sakit," ungkapnya.

Para korban dibawa ke ruang IGD RSUD Dolopo "Yang masuk IGD jumlah pastinya kami belum tahu, tapi ada lebih dari 25 orang," kata dokter jaga IGD RSUD Dolopo Januar Angga Adityo.

Perincian sementara, 7 luka sedang, 17 luka ringan, dan 1 luka berat. Dari puluhan pasien itu, jelas Januar, kondisinya beda-beda. Ada yang mengalami luka ringan seperti babras, luka sedang (patah tulang), dan luka berat (cedera kepala).

Yang luka ringan, sebut Januar, sudah boleh langsung pulang setelah mendapat perawatan. Sedangkan yang patah tulang -sekitar tujuh orang- harus menjalani perawatan lebih lanjut di RSUD Dolopo.

Dia juga menyebutkan, ada seorang korban yang dirujuk ke RSUD dr Soedono Madiun karena mengalami cedera kepala. "Yang patah tulang akan ditangani di sini (RSUD Dolopo)," ucapnya.

Januar menjelaskan, hingga sore kemarin mereka yang dirawat hanya tujuh korban. Jumlah itu bisa bertambah karena proses foto (rontgen) belum selesai.

Dia juga menyampaikan, semua korban patah tulang yang ditangani RSUD Dolopo akan dibebaskan dari biaya. Itu sesuai dengan kebijakan direktur RSUD tersebut sebagai bentuk kepedulian sosial.

"Karena ini kan juga kejadian luar biasa."

Hanya, tak lama berselang, korban luka berat atas nama Aries Sanista, 47, mengembuskan napas terakhir di RSUD dr Soedono.

Warga yang beralamat Kelurahan Nambangan Lor, Kota Madiun, tersebut meninggal karena cedera otak berat.

Sementara itu, Ketua Pusat PSHT Murjoko mengaku telah mendapat informasi soal insiden nahas di Suluk, Dolopo, tersebut.

Saat kejadian kemarin, Murjoko tengah berada di Semarang. Dia menginstruksi pengurus PSHT aktif berkoordinasi dengan kepolisian dan rumah sakit terkait penanganan insiden.

Murjoko berjanji pihak pengurus pusat membantu biaya pengobatan para korban. "Tentu prihatin. Saya sudah perintah pengurus berkoordinasi dengan pihak terkait," ujarnya. (tif/naz/ota/c9/end/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Truk Bermuatan Kayu Besar Masuk Jurang, Satu Penumpang Tewas


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler