jpnn.com, JAKARTA PUSAT - Pemuda Pancasila (PP) menggelar Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kaderisasi bagi pimpinan dan fungsionaris organisasi di kantor sekretariat Majelis Pimpinan Nasional (MPN), Jalan Teuku Cik Ditiro, Jakarta Pusat, Sabtu (15/10).
Wakil Ketua Umum MPN PP Ahmad Ali menuturkan kegiatan di kantor MPN PP itu berguna menyamakan persepsi tentang keberadaan organisasi di tengah masyarakat.
BACA JUGA: Pemuda Pancasila Sikapnya Jelas, Bisa Pancing Respons Ormas Lain
“Maksudnya, kegiatan hari ini untuk menyamakan pemahaman seluruh pengurus PP tentang organisasi, tentang arti keberadaan PP di tengah masyarakat,” kata Ahmad Ali melalui keterangan persnya, Minggu (16/10).
Alumnus Universitas Tadulako itu mengatakan kegiatan diklat bisa menekankan kembali terhadap idealisme dan tanggung jawab agar organisasi berwarna loreng oranye itu lebih baik ke depan.
BACA JUGA: Pemuda Pancasila Satu Komando, Dukung Anies Baswedan jadi Capres
"Ketua Umum PP Mas Japto (Soerjosoemarno, red) dalam berbagai kesempatan menyampaikan kepada kami sebagai fungsionaris bahwa PP memiliki tanggung jawab besar untuk membawa organisasi ini menjadi lebih baik ke depan,” lanjut Ahmad Ali.
Eks aktivis HMI itu mengatakan PP perlu menjaga nilai-nilai organisasi, sehingga perlu menggelar diklat kepada pimpinan dan fungsionaris.
BACA JUGA: Begini Penampakan Nikita Mirzani Setelah Bergabung dengan Pemuda Pancasila
"Jangan sampai mau menjadi pengajar, mau menjadi pemateri setiap diklat, mengajarkan kader-kader untuk ikut penjenjangan kaderisasi, tetapi kami sendiri yang membawa materi tidak pernah mengikuti (ketentuan) organisasi,” ujar Ahmad Ali.
Dia mengatakan dengan adanya pendidikan dan pelatihan untuk para petinggi PP itu akan melahirkan manfaat bagi masyarakat khususnya organisasi PP sendiri.
"Apa yang kemudian dilakukan hari ini adalah Diklat MPN PP, mengikuti penjejangan organisasi, yang mungkin menurut orang menjadi klise," katanya. (ast/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gabung Pemuda Pancasila, Nikita Mirzani: Saya Siap Ber...
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Aristo Setiawan