jpnn.com, JAKARTA - Beberapa daerah sedang dilanda bencana alam yang berdampak pada pertanian. Saat ini, Kementerian Pertanian (Kementan) masih mendata jumlah pasti berapa luas lahan persawahan tani yang terdampak banjir.
Potret dari udara, kondisi banjir terjadi di Madiun dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
BACA JUGA: Ditjen PSP Kementan Cabut Izin Pestisida yang Sudah Tidak Berproduksi
Sedangkan di Ngawi juga terjadi tanah longsor, sementara Pemkab Bandung tetapkan status tanggap darurat.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, pemerintah akan memberikan bantuan bagi para petani yang sawahnya terdampak banjir.
BACA JUGA: Petani Kapuas Manfaatkan Embung untuk Lahan Rawa
Bantuan itu terbagi menjadi dua kategori, yakni sawah dengan asuransi tani dan sawah tanpa asuransi tani.
“Bagi petani yang sawahnya memiliki asuransi tani, pemerintah akan memberikan kompensasi senilai Rp 6 juta per hektare. Sementara untuk petani yang sawahnya tidak memiliki asuransi tani, hanya akan diusulkan pemberian bibit gratis,” ujar Sarwo Edhy, Sabtu (9/3).
BACA JUGA: Mentan Beber Arti Penting Lahan Rawa Demi Target Lumbung Pangan 2045
Dia menjelaskan, kalkulasi kompensasi asuransi itu sudah diperhitungkan dan diperkiran cukup bagi petani untuk melakukan budi daya lahannya mulai dari pengolahan lahan, membeli benih, dan juga pupuk.
"Mengingat cuaca yang tidak menentu, kami terus dorong petani mengasuransikan lahannya sebelum tanam. Ini agar lebih aman dan nyaman dalam usaha taninya," kata Sarwo Edhy.
Dia menjelaskan, banjir yang menerjang lahan persawahan di wilayah Jawa Timur belum mengganggu aktivitas pertanian. Sejumlah daerah melaporkan sudah mulai panen.
Menurutnya, kategori banjir yang meredam areal persawahan dapat dikatakan mengganggu tergantung dari umur tanaman yang terdampak serta tinggi genangan.
"Itulah pentingnya mekanisasi pertanian. Kita harus siap selalu pompa air apabila terjadi banjir atau kekeringan," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdapat sejumlah lahan pertanian yang terdampak banjir di beberapa kabupaten yakni Sidoarjo dan Ngawi.
Adapun data dari Pemprov Jawa Timur menyebutkan, lahan persawahan seluas 2.640 hektare ikut terdampak.
Berdasarkan data tersebut, luas tanaman padi pada musim penghujan mulai akhir 2018 hingga 2019 ini mencapai 1.128.285 hektare.
Diperkirakan, luas panen pada Januari hingga April 2019 mencapai 1.026.083 hektare.
Tahun ini Kementan menargetkan 1 juta asuransi usaha tani (AUT). Target tersebut berdasarkan pertimbangan klaim AUT lima tahun sebelumnya.
"Klaim AUT pada 5 tahun sebelumnya terjadi di daerah banjir dan lahan kekeringan. Angkanya hingga 700 riu," pungkas Sarwo Edhy. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Peternak Ayam di Bogor Apresiasi Langkah Kementan
Redaktur : Tim Redaksi