SEPERTI harapan Presiden SBY, publik juga berharap Roy Suryo cepat menyelesaikan benang kusut kisruh persepakbolaan di tanah air. Menpora baru ini pun langsung menunjukkan taji.
Statemen keras dia lontarkan, yakni siap membubarkan kedua kubu yang terus berseteru. Pria asal Yogyakarta itu pun tak sungkan menyebut nama dua tokoh di balik konflik PSSI vs KPSI; Arifin Panigoro dan Nirwan Bakrie.
Roy -yang selama ini lebih dikenal sebagai ahli telematika-, berjanji akan secepatnya menemui kedua tokoh itu.
Apa yang sudah dilakukan mantan anggota DPR itu? Berikut cuplikan wawancara dengan Menpora Roy Suryo saat menggelar coffee morning di Media Centre Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (15/1) pagi:
Tadi pagi kabarnya Anda ketemu dengan tokoh PSSI dan KPSI?
Saya belum ada pertemuan. Tadi pagi secara mendadak dan insidentil di TVRI saya ketemu dengan dua pengurus dari KPSI, yakni Togar Manahan Nero (Sekjen PSSI KLB Ancol) dan Djamal Azis (Exco PSSI KLB Ancol). Ketemuannya dalam sebuah wawancara, tidak ada hal-hal detil yang kita bicarakan. Saya mendengarkan semua reaksi-reaksinya. Saya kebetulan lagi ketemu dengan Djohar Arifin. Saya juga tidak ngerti ketika tiba di kantor ada lagi wawancara, kemudian datanglah Pak Djohar Arifin.
Tadi saya ngobrol biasa, kalau pak Djohar sih selalu berpegang kembali ke Undang-undang. Lalu Pak Togar dan Pak Djamal, mereka meminta untuk diputuskan secepatnya. Itu masukan yang semuanya saya terima.
Bagaimana sikap Anda setelah pertemuan yang kebetulan itu?
Saya tetap pada sikap harus diambl sebuah tindakan. Dan tindakan itu adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah, yakni memilih salah satu atau tidak memilih sama sekali dari kedua-duanya.
Saya tidak memberikan opsi menyatukan karena senior-senior saya yang sudah ahli pun kayak Mas Andi Mallarangeng, Pak Agung Laksono sulit untuk menyatukan. Jadi saya tidak akan mengambil langkah sebelumnya daripada nanti masuk k lubang yang sama. Lebih baik saya ambl langkah kongret ketemu dengan dua hulunya.
Siapa itu?
Itu sering disebutlah, ya Pak Arifin Panigoro dan Nirwan Bakrie. Saya akan mendengarkan maksudnya apa dan saya sampaikan ke masyarakat. Kemudian saya diskusikan dengan FIFA nantinya, langkah apa yang bisa diambil tanpa kemudian harus disebut intervensi.
Kapan pertemuan dengan Nirwan Bakrie dan Arifin Panigoro?
Saya rencanakan minggu depan, karena dalam minggu ini saya harus menyelesaikan urusan internal di kantor. Pertemuannya bisa minggu depan, tapi apa dan kapan keputusannya itu akan disesuaikan dengan deadline FIFA. Jadi sebelum deadline saya berharap didukung oleh masyarakat, dengan ridho Allah SWT sudah ada keputusan terhadap bagaimana PSSI.
Apa yang akan Anda tawarkan ke Arifin Panigoro dan Nirwan Bakrie?
Saya enggak akan menawarkan apa-apa, wong saya enggak punya apa-apa. Intinya pembicaraan dengan kedua tokoh itu akan saya umumkan ke masyarakat dan kemudian jadi bahan evaluasi. Saya tidak akan mengarahkan nanti difikir intervensi, saya mendengarkan saja.
Selaku rakyat yang dipercaya oleh presiden untuk menjadi pembantu beliau di posisi ini, saya ingin dengarkan langsung keinginan mereka. Saya kan sudah sering mendengar statement Pak Djohar, statemennya Pak La Nyalla Mattalitti dan yang lain-lain, baik dari PSSI versi Solo atau versi Ancol.
Akan ketemu dgn FIFA dan AFC juga?
Pasti. Kalau dengan AFC mungkin saya hanya akan memakai rekomendasi tapi otoritasnya ada di FIFA. Saya akan ke FIFA, saya akan mendengarkan instruksi dan arahan dari FIFA.
Saya enggak mau di-banned gara-gara dianggap intervensi, saya maunya jangan sampai di-bannned dalam tempo yang lama. Target kita tetap selamatkan sepakbola, Sea Games kita tetap ikut sepakbola. Kalau ada hal-hal di luar itu, kita akan minta pendapat sebaik-baiknya. Intinya kita akan mengambil keputusan, lebih baik ada keputusan daripada tidak ada keputusan. (abu/jpnn)
Statemen keras dia lontarkan, yakni siap membubarkan kedua kubu yang terus berseteru. Pria asal Yogyakarta itu pun tak sungkan menyebut nama dua tokoh di balik konflik PSSI vs KPSI; Arifin Panigoro dan Nirwan Bakrie.
Roy -yang selama ini lebih dikenal sebagai ahli telematika-, berjanji akan secepatnya menemui kedua tokoh itu.
Apa yang sudah dilakukan mantan anggota DPR itu? Berikut cuplikan wawancara dengan Menpora Roy Suryo saat menggelar coffee morning di Media Centre Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (15/1) pagi:
Tadi pagi kabarnya Anda ketemu dengan tokoh PSSI dan KPSI?
Saya belum ada pertemuan. Tadi pagi secara mendadak dan insidentil di TVRI saya ketemu dengan dua pengurus dari KPSI, yakni Togar Manahan Nero (Sekjen PSSI KLB Ancol) dan Djamal Azis (Exco PSSI KLB Ancol). Ketemuannya dalam sebuah wawancara, tidak ada hal-hal detil yang kita bicarakan. Saya mendengarkan semua reaksi-reaksinya. Saya kebetulan lagi ketemu dengan Djohar Arifin. Saya juga tidak ngerti ketika tiba di kantor ada lagi wawancara, kemudian datanglah Pak Djohar Arifin.
Tadi saya ngobrol biasa, kalau pak Djohar sih selalu berpegang kembali ke Undang-undang. Lalu Pak Togar dan Pak Djamal, mereka meminta untuk diputuskan secepatnya. Itu masukan yang semuanya saya terima.
Bagaimana sikap Anda setelah pertemuan yang kebetulan itu?
Saya tetap pada sikap harus diambl sebuah tindakan. Dan tindakan itu adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah, yakni memilih salah satu atau tidak memilih sama sekali dari kedua-duanya.
Saya tidak memberikan opsi menyatukan karena senior-senior saya yang sudah ahli pun kayak Mas Andi Mallarangeng, Pak Agung Laksono sulit untuk menyatukan. Jadi saya tidak akan mengambil langkah sebelumnya daripada nanti masuk k lubang yang sama. Lebih baik saya ambl langkah kongret ketemu dengan dua hulunya.
Siapa itu?
Itu sering disebutlah, ya Pak Arifin Panigoro dan Nirwan Bakrie. Saya akan mendengarkan maksudnya apa dan saya sampaikan ke masyarakat. Kemudian saya diskusikan dengan FIFA nantinya, langkah apa yang bisa diambil tanpa kemudian harus disebut intervensi.
Kapan pertemuan dengan Nirwan Bakrie dan Arifin Panigoro?
Saya rencanakan minggu depan, karena dalam minggu ini saya harus menyelesaikan urusan internal di kantor. Pertemuannya bisa minggu depan, tapi apa dan kapan keputusannya itu akan disesuaikan dengan deadline FIFA. Jadi sebelum deadline saya berharap didukung oleh masyarakat, dengan ridho Allah SWT sudah ada keputusan terhadap bagaimana PSSI.
Apa yang akan Anda tawarkan ke Arifin Panigoro dan Nirwan Bakrie?
Saya enggak akan menawarkan apa-apa, wong saya enggak punya apa-apa. Intinya pembicaraan dengan kedua tokoh itu akan saya umumkan ke masyarakat dan kemudian jadi bahan evaluasi. Saya tidak akan mengarahkan nanti difikir intervensi, saya mendengarkan saja.
Selaku rakyat yang dipercaya oleh presiden untuk menjadi pembantu beliau di posisi ini, saya ingin dengarkan langsung keinginan mereka. Saya kan sudah sering mendengar statement Pak Djohar, statemennya Pak La Nyalla Mattalitti dan yang lain-lain, baik dari PSSI versi Solo atau versi Ancol.
Akan ketemu dgn FIFA dan AFC juga?
Pasti. Kalau dengan AFC mungkin saya hanya akan memakai rekomendasi tapi otoritasnya ada di FIFA. Saya akan ke FIFA, saya akan mendengarkan instruksi dan arahan dari FIFA.
Saya enggak mau di-banned gara-gara dianggap intervensi, saya maunya jangan sampai di-bannned dalam tempo yang lama. Target kita tetap selamatkan sepakbola, Sea Games kita tetap ikut sepakbola. Kalau ada hal-hal di luar itu, kita akan minta pendapat sebaik-baiknya. Intinya kita akan mengambil keputusan, lebih baik ada keputusan daripada tidak ada keputusan. (abu/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gemes dengan Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi