JAKARTA - Beberapa pengurus Liga Budaya Nusantara (Gayantara) NasDem menyatakan mengundurkan diri. Alasan mereka hengkang dari karena merasa perkembangan politik di internal Partai NasDem sudah tidak kondusif sejalan dengan keterpilihan Surya Paloh pada Kongres pertama lalu. Ya Gayantara adalah salah satu organisasi sayap Partai NasDem.
Ketua Umum Gayantara, Andre Hehanusa, menegaskan pengunduran dirinya dalam jumpa pers di Jalan Diponegoro 29 Menteng Jakarta Pusat, Selasa (29/1).
Selain Andre, sejumlah pengurus lain juga turut mengundurkan diri antara lain adalah Sekjen I Gusti Agung Anom Astika, Wasekjen Cesillia Aida, Bendum Henry Suparman, Wabendum Jainal Abidin dan seluruh ketua divisi berikut anggotanya.
Rencananya, seluruh pengurus yang mengundurkan diri itu akan mengembalikan surat keputusan nomor 1200-SK/DPP-NasDem/8/2012 mengenai pembentukan Gayantara ke DPP Partai NasDem.
Andre menegaskan, sejak dipilihnya Surya Paloh menjadi Ketum Partai NasDem, internal partai baru itu menjadi panas. Hal tersebut ditandai dengan maraknya pemberitaan berbagai media, baik cetak, online hingga audio visual.
Pada gilirannya memunculkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap organisasi partai sebagai alat untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan serta masa depan Indonesia pada umumnya.
"Kami, pengurus dan anggota Liga Budaya NasDem menyatakan mengundurkan diri, karena situasi yang ada sudah tidak kondusif," kata Andre.
Dalam pernyataan sikapnya, Andre menyebutkan bahwa organisasi sayap yang dipimpinnya selama ini berupaya memerjuangkan cita-cita gerakan perubahan yang digerakkan oleh kaum muda.
Gayantara NasDem tidak berkenan dengan cara-cara sejumlah tokoh ditubuh Partai NasDem melalui politik jalan pintas.
Ditambah lagi, pemecatan sejumlah kader Partai NasDem melalui jalur-jalur inkonstitusional. Politik jalan pintas dan pemecatan itu disebutnya akan mempengaruhi sistem dan etos kerja partai dan sayap-sayapnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan meluluhkan cita-cita gerakan perubahan Partai NasDem.
"Bagi kami politik adalah soal mengorganisasikan pikiran, dan itu tercermin dalam AD/ART organisasi," katanya. Ia menambahkan, kesemuanya membentuk mekanisme kerja organisasi yang hidup dan saling mendukung satu dengan yang lain.
I Gusti Agung menambahkan, keinginan rekan-rekannya bergabung Gayantara NasDem didasari oleh niat dan semangat gerakan perubahan. Namun idealisme itu dalam prosesnya justru berkebalikan, karena tidak pernah direalisasikan dengan sungguh-sungguh.
"Kami kecewa dengan keadaan yang demikian, ini sangat mengenaskan," ujarnya. (boy/jpnn)
Ketua Umum Gayantara, Andre Hehanusa, menegaskan pengunduran dirinya dalam jumpa pers di Jalan Diponegoro 29 Menteng Jakarta Pusat, Selasa (29/1).
Selain Andre, sejumlah pengurus lain juga turut mengundurkan diri antara lain adalah Sekjen I Gusti Agung Anom Astika, Wasekjen Cesillia Aida, Bendum Henry Suparman, Wabendum Jainal Abidin dan seluruh ketua divisi berikut anggotanya.
Rencananya, seluruh pengurus yang mengundurkan diri itu akan mengembalikan surat keputusan nomor 1200-SK/DPP-NasDem/8/2012 mengenai pembentukan Gayantara ke DPP Partai NasDem.
Andre menegaskan, sejak dipilihnya Surya Paloh menjadi Ketum Partai NasDem, internal partai baru itu menjadi panas. Hal tersebut ditandai dengan maraknya pemberitaan berbagai media, baik cetak, online hingga audio visual.
Pada gilirannya memunculkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap organisasi partai sebagai alat untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan serta masa depan Indonesia pada umumnya.
"Kami, pengurus dan anggota Liga Budaya NasDem menyatakan mengundurkan diri, karena situasi yang ada sudah tidak kondusif," kata Andre.
Dalam pernyataan sikapnya, Andre menyebutkan bahwa organisasi sayap yang dipimpinnya selama ini berupaya memerjuangkan cita-cita gerakan perubahan yang digerakkan oleh kaum muda.
Gayantara NasDem tidak berkenan dengan cara-cara sejumlah tokoh ditubuh Partai NasDem melalui politik jalan pintas.
Ditambah lagi, pemecatan sejumlah kader Partai NasDem melalui jalur-jalur inkonstitusional. Politik jalan pintas dan pemecatan itu disebutnya akan mempengaruhi sistem dan etos kerja partai dan sayap-sayapnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan meluluhkan cita-cita gerakan perubahan Partai NasDem.
"Bagi kami politik adalah soal mengorganisasikan pikiran, dan itu tercermin dalam AD/ART organisasi," katanya. Ia menambahkan, kesemuanya membentuk mekanisme kerja organisasi yang hidup dan saling mendukung satu dengan yang lain.
I Gusti Agung menambahkan, keinginan rekan-rekannya bergabung Gayantara NasDem didasari oleh niat dan semangat gerakan perubahan. Namun idealisme itu dalam prosesnya justru berkebalikan, karena tidak pernah direalisasikan dengan sungguh-sungguh.
"Kami kecewa dengan keadaan yang demikian, ini sangat mengenaskan," ujarnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Banyak Stok Kader yang Layak jadi Caleg
Redaktur : Tim Redaksi