jpnn.com - BINJAI-Setelah sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit selama seminggu, akhirnya Edi Gunawan alias Edi Jigrak (55), warga Kelurahan Pekan Selesai, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, menghembuskan nafas terakhir setelah dirujuk ke Rumah Sakit Pirngadi Medan, Jumat (3/1).
Pria yang berprofesi sebagai sopir, yang merupakan pelaku tunggal pembunuh terhadap Suryanti (47), kekasihnya sendiri itu, sempat betahan setelah dilarikan ke Rumah Sakit Bidadari, di Jalan Perintis Kemeredakan, Kelurahan Kebun Lada, Kecamatan Binjai Utara.
BACA JUGA: Syekh Muda Arifin Dilaporkan Cabuli 74 Murid
Pelaku yang berstatus duda dan memiliki enam orang anak itu nekat merobek perutnya hingga ususnya terburai, setelah menghabisi nyawa kekasihnya di depan rumahnya Jalan Perintis, Dusun III, Desa Sei Limbat, Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat. Saat itu, pelaku menghunuskan pisau sebanyak 7 kali ke tubuh korban tanggal 26 Desember tahun 2013 lalu.
Kapolsek Selesai, AKP Rosdiana melalui Kanit Reskrim Polsek Selesai, Iptu Siswanto mengakui, karena pelaku telah menghembuskan nafas terakhir. Maka kasus pembunuhan tersebut akan di SP3 kan (dihentikan, Red). Mengingat, pelaku melakukan perbuatan tersebut secara sendiri.
BACA JUGA: Oknum Karyawan BNI Bawa Kabur Rp 7,7 M
“Kasus kita tutup dengan mengeluarkan Surat Pemberitahuan Pemberhentian Perkara (SP3, Red). Karena berdasarkan keterangan saksi dan bukti-bukti yang ada. Pembunuhan terhadap Suryanti, hanya menjurus ke pelaku saja,” terang Siswanto.
Menurutnya, selama dalam pengawasanya di rumah sakit, pihak keluarga dari Edi jarang datang ke rumah sakit. Hanya beberapa kali saja mereka ke rumah sakit. Dimana terakhir kali ke rumah sakit saat Edi akan dirujuk ke Pirngadi Medan.
BACA JUGA: Ditembak Kena Di Jidat
“Keluarganya jarang ke rumah sakit. Kebetulan, kami selalu stanby di rumah sakit untuk mengawasinya. Karena Edi, merupakan pelaku tunggal dan selama di rumah sakit kondisinya tidak sadarkan diri (koma, Red). Sehingga kami belum bisa memintai keterangannya,” ungkap Siswanto.
Terpisah, keluarga Edi Gunawan enggan berkomentar banyak. Hanya seorang anaknya mengatakan, setelah kejadian itu, orangtuanya langsung tak sadarkan diri hingga keluarga memutuskan untuk memindahkan Edi ke rumah sakit Pirngadi Medan.
“Gimana mau ada pesan bang, orang dari masuk rumah sakit aja bapak koma hingga kami pindahkan ke Pirngadi Medan,” terang anak bungsunya Evi.
Dirujuknya ayahnya, sambung dia, lantaran keluarga tidak sanggup menanggung biaya rumah sakit. Bahkan hingga kini pihak keluarga masih berutang di Rumah Sakit Bidadari, sekitar Rp7 juta.
“Selama menjalani perawatan, sudah habis biaya sekitar Rp13 juta bang. Sesaat hendak dirujuk sebelum malam tahun baru, kami hanya mampu membayar sebagian biaya rumah sakit sekitar Rp5 juta. Hingga kini kami masih berutang di Rumah Sakit Bidadari,” tutur dia.
Untuk saat ini, diakuinya, pihak keluarga enggan berkomentar banyak. Karena banyak yang harus dipikiri. Bahkan, untuk menjemput jasad orangtuanya, semua biaya ditanggung oleh tetangga sebesar Rp700 ribu. (bam/smg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Benda Diduga Bom Buku Diledakkan Gegana
Redaktur : Tim Redaksi