jpnn.com - JAKARTA - Permintaan Anas Urbaningrum agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi saksi yang meringankan tampaknya tak akan dikabulkan. Permintaan itu hanya dianggap bagian dari sikap antagonis Anas agar KPK memanggil SBY dan putranya Eddi Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Pernyataan sikap itu disampaikan Ketua Tim Advokat dan Konsultan Hukum SBY dan keluarganya, Palmer Situmorang.
BACA JUGA: Bendera Aceh Kembali Dibahas
"Kami menilai permintaan tersangka Anas itu tidak relevan dan bertentangan dengan permusuhan yang selama ini ditabuh dia sendiri," ujar Palmer.
Menurut Palmer selama ini Anas sendiri yang terang-terangan menyatakan permusuhan dengan SBY. Hal itu kerap dilakukan dengan melontarkan pernyataan tanpa bukti dan fakta. Tujuannya agar SBY dan Ibas terseret dalam pusaran kasus yang membelit Anas.
BACA JUGA: PK Antasari Tunggu SBY Lengser
"Permintaan itu kami nilai merupakan sikap antagonis Anas dengan maksud mendesak KPK agar memanggil SBY dan keluarga," papar pengacara asal Aceh Tenggara itu.
Pernyataan Anas meminta agar SBY dan Ibas menjadi saksi meringankan untuknya memang aneh. Sebab selama ini Anas membabi-buta menyerang SBY dan Ibas.
BACA JUGA: Pilot dan Pesawat Asal Swiss Dilepas
Palmer mengatakan, KPK selama ini telah menyatakan memiliki bukti tertulis dan bersesuaian dengan keterangan saksi M. Nazaruddin (mantan bendahara umum Partai Demokrat). Dalam keterangan dan bukti itu diketahui uang muka pembelian mobil Toyota Harier memang didapat dari perusahaan Nazaruddin.
Sementara itu, terkait desakan agar KPK memeriksa Ibas karena posisinya sebagai steering committee di kongres Partai Demokrat 2009, Palmer menyatakan putra bungsu SBY itu tidak berurusan dengan uang proyek Hambalang.
"Ibas sama sekali tidak berurusan dengan dana dari proyek Hambalang yang digunakan untuk pemenangan kubu tertentu," paparnya. Jadi menurut Palmer sudah jelas tidak ada kaitan SBY dan Ibas dalam perkara Hambalang yang tengah menjerat Anas.
Pada bagian lain, KPK sempat menjadwalkan pemeriksaan mantan Wakil Kepala Badan Intelejen Negaran (BIN) Asad Said Ali pekan lalu untuk Anas Urbaningrum. Namun, mantan Ketum Partai Demokrat itu mengaku tidak tahu apa kaitan Asad dengan kasus-kasus yang dituduhkan KPK kepada dirinya. "Saya tidak tahu," kata Anas.
Termasuk dengan kabar yang menyatakan bahwa Asad dimintai keterangan karena ada hubungan dengan mertuanya, Attabik Ali. Beberapa aset Anas yang disita memang ada yang dinamakan ayah istri Anas, Athiyya Laila itu. Terutama, aset di Jogjakarta.
Saat ditanya apakah dirinya tahu hubungan bisnis antara Asad dan mertuanya, Anas mengaku tidak tahu. Dia tidak memiliki pengetahuan tersebut karena posisinya ada di Jakarta. Sedangkan mertuanya, berada di Jogjakarta. "Jadi, saya tidak tahu," akunya.
Sedangkan soal hubungannya dengan mantan WakaBIN tersebut, Anas mengaku mengenal Asad. Tidak dijelaskan bagaimana kedekatannya, menurut Anas, kenal Asad bukanlah sesuatu yang istimewa karena semua orang juga tahu siapa WakaBin itu.(gun/dim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Publik Diimbau Awasi PDIP yang Getol Cari Cawapres
Redaktur : Tim Redaksi