Hal tersebut disampaikan peneliti senior pusat penelitian politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris. Menurut Haris, saat kontestasi Kongres Partai Demokrat berlangsung, SBY cenderung dekat dengan Andi. Namun, SBY kini harus mulai membina hubungan dengan Anas demi masa depan Partai Demokrat. "Dia (SBY) sekarang butuh Anas, sehingga SBY datang waktu silatnas untuk membangun konsolidasi," ujar Haris di Hotel Sultan, Rabu (19/12).
Namun, tidak mudah menjalin konsolidasi antara kedua pihak. Haris menilai, pada sisi lain ketegangan keduanya tetap tinggi.
Anas selama ini identik dengan upayanya membangun kekuatan sendiri. Termasuk, indikasi penentuan calon kepala daerah yang tidak boleh didukung kekuatan lain di internal Demokrat. "Sementara Partai Demokrat masih identik dengan SBY. Ini tidak menguntungkan kedua pihak," ujarnya.
Menurut dia, SBY saat ini memiliki dilema karena status hukum Andi. SBY juga tidak mungkin memaksakan upaya menggeser Anas.
"Mekanisme partai tidak ada, KLB (kongres luar biasa) hanya mungkin atas usul daerah. Kecuali, Anas sukarela nonaktif," ujarnya.
Haris memperkirakan, waktu yang tersisa untuk menuju Pemilu 2014 tidak cukup bagi Demokrat untuk membangun konsolidasi. Partai berlogo bintang mercy itu terancam sulit mempertahankan posisi sebagai pemenang Pemilu 2009 pada pemilu legislatif 2014. "Partai Demokrat paling masuk di nomor tiga, sesudah Partai Golkar atau PDIP," prediksinya.(bay/dyn/c2/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Marzuki Tegaskan Gelar Untuk SBY Murni Akademis
Redaktur : Tim Redaksi