SBY: IMF Tak Lagi Datang Beri Utang

Kamis, 16 Agustus 2012 – 13:16 WIB
JAKARTA--Indonesia pernah merasakan dampak krisis ekonomi global di era tahun 1998. Saat itu untuk mengatasi krisis, Indonesia terpaksa melakukan pinjaman luar negeri dalam skala besar dari IMF. Namun kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, masa-masa kelam bergantung dengan itu telah berlalu.

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) adalah organisasi internasional yang bertanggungjawab dalam mengatur sistem finansial global dan menyediakan pinjaman kepada negara anggotanya untuk membantu masalah-masalah keseimbangan neraca keuangan masing-masing negara.

"Dulu IMF datang memberikan pinjaman dengan persyaratan yang justru menambah sulit perekonomian. Saat ini IMF datang bukan menawarkan pinjaman tapi berkonsultasi," ungkap SBY di DPR RI, Kamis (16/8).

Kesuksesan Indonesia melalui masa krisis global dengan menunjukan kemajuan secara ekonomi di saat negara lainnya bertumbangan, membuat banyak negara termasuk IMF kini berguru ke Indonesia. Indonesia pun saat ini masuk menjadi salah satu anggota G-20, yakni negara-negara yang ekonominya mempengaruhi ekonomi dunia.

Indonesia kata SBY, terus mendorong koordinasi G-20 bagi terciptanya keamanan pangan dan energi, pembangunan infrastruktur, proteksi sosial, financial inclusion, perdagangan yang adil, dan penciptaan lapangan kerja. Semuanya itu tidak hanya menguatkan kepentingan nasional di forum-forum internasional, tetapi juga demi keseimbangan kepentingan bersama antar bangsa di dunia.

"Selain itu, dalam menyikapi krisis ekonomi global dalam kerangka G-20, Indonesia mendorong adanya  keterkaitan di tiga arena di lingkup nasional,  kawasan, dan global," kata SBY.

Dalam lingkup nasional, masing-masing negara harus berupaya menyehatkan perekonomiannya. Di kawasan  Zona Eropa, Indonesia berharap segera terdapat solusi atas krisis ekonomi. Sementara itu, kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur diharapkan mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dunia. Dalam lingkup global, diperlukan kerjasama kolektif, kebijakan yang tepat, didorong oleh perdagangan dan investasi, serta penguatan sektor keuangan secara seksama.(afz/jpnn)  


BACA ARTIKEL LAINNYA... Importir Bantah Permainan Kartel Kedelai

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler