jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mengungkap, banyak hal yang dia bicarakan dalam kunjungan balasan ke kediaman Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Senin (30/7).
Dia menegaskan dirinya bukan tipe pemimpin yang suka menebar janji dan hanya senang beretorika. "Saya tidak suka beretorika, saya bukan tipe pemimpin yang mudah dan suka berjanji," kata SBY di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7).
BACA JUGA: SBY Usung Prabowo, Bu Ani Kenang 42 Tahun Pernikahan, Lihat!
SBY menjelaskan pembicaraannya kurang lebih dua jam dengan Prabowo betul-betul dilakukan dengan jernih, jujur dan terbuka, dalam melakukan identifikasi apa saja persoalan yang dihadapi rakyat. "Terutama yang dihadapi saudara-saudara golongan tidak mampu yang jumlahnya mencapai 100 juta orang," ungkap SBY.
Dia dan Prabowo sepakat bahwa persoalan yang dihadapi rakyat tidak mampu tersebut harus menjadi prioritas pemimpin dan pemerintah yang akan datang untuk mengatasinya dengan secepat-cepatnya.
BACA JUGA: Usai Bertamu, Ini Bisikan SBY ke Prabowo
Menurut SBY, persoalan kesulitan hidup, mencari lapangan pekerjaan, penghasilan pas-pasan, daya beli melemah akibat harga terus naik, kebijakan fiskal, dan alokasi sumber daya, itulah yang harus diutamakan diatasi oleh pemerintahan yang akan datang. "Jadi harus diutamakan untuk atasi kesulitan rakyat," jelasnya.
SBY mengaku tidak asal bicara. Dia mengklaim mengetahui berbagai persoalan itu setelah mempelajari berbagai hasil survei. Dalam survei, kata SBY, biasanya rakyat ditanyakan apakah puas dan tidak puas dengan berbagai kondisi yang ada.
BACA JUGA: Soal Cawapres? Pak SBY Terserah Mas Bowo
"Itulah pertama yang kami lihat. Kami sering bertemu rakyat, sering kami dengar suara akar rumput, dan ternyata sama," paparnya.
Karena itulah, SBY menegaskan bahwa visi misi yang akan disusun Prabowo harus berorientasi pada itu semua. Sebab, orientasi itu semua merupakan harapan rakyat dengan tidak melupakan pentingnya nilai kebebasan demokrasi, amanat reformasi, penegakan hukum yang adil, pemberantasan korupsi tidak tebang pilih, peningkatan pertahanan dan keamanan, agar kedaulatan bangsa bisa dilindungi.
Dia yakin, kepemimpinan yang akan datang yang dikehendaki rakyat adalah yang mampu mengatasi masalah. "Hubungan internasional harus baik. Indonesia anggota G20, saya tidak ingin Indonesia menjadi penonton dan ikut saja," katanya.
Presiden keenam RI itu menegaskan, Indonesia dalam banyak hal harus jadi pemimpin. Namun dari semua itu, kata SBY, tetap yang diutamakan rakyat adalah rakyat. "Bukan benda dan materialnya, tapi manusianya," papar SBY. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo Isyaratkan SBY Tak Paksakan AHY Jadi Cawapres
Redaktur & Reporter : Boy