"Kita harus terima kritik dan punya tekad untuk diperbaiki, meski banyak juga hasil dan prestasi baik yang kita lakukan. Tapi biasanya yang baik tidak disebarluaskan, yang jelek-jelek disebarluaskan. Pemerintah selalu dinilai jelek dan gagal," tutur SBY.
Ia juga membandingkan cara pandang publik di luar negeri pada Indonesia, yang justru jauh berbeda dengan masyarakat di Indonesia.
"Pujian dari luar negeri obyektif. Mereka tidak punya kepentingan politik. Mereka lebih objektif dan jujur," lanjut Presiden.
SBY juga mengingatkan para pejabat negara dan institusi pemerintah terutama Kepolisian, Kejaksaan Agung dan Badan Pertanahan Negara agar tetap menjalankan tugas mereka secara profesional. Terutama dalam penegakan hukum dan penyelesaian konflik horizontal, pemberantasan korupsi dan penyelesaian sengketa tanah, meski masyarakat belum semua puas dengan kinerja tiga lembaga itu.
"Nomorkan dua kan pandangan yang buruk, yang penting jangan kendur dan lalai. Biarlah analis dan pengamat berkomentar. Nanti rakyat juga akhirnya yang akan menilai," tandas SBY.
Seperti yang diketahui, belakangan sejak menjabat sebagai Presiden di periode ke II, pemerintahan dibawah pimpinan SBY seringkali dinilai gagal dan disebut sebagai pemerintahan yang korup. Negara juga dicap melakukan pembiaran atas sejumlah konflik horizontal antarmasyarakat. Berbagai unjuk rasa mewarnai sejumlah wilayah, karena ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan Presiden SBY.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Rapat Kabinet di Kejaksaan Agung
Redaktur : Tim Redaksi