SBY Tak Yakin Demokrat Menang Lagi

Evaluasi Target Suara Menjadi 15 Persen

Minggu, 16 Desember 2012 – 04:49 WIB
BOGOR - Kondisi terkini Partai Demokrat disadari betul oleh Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden RI itu merasa perlu mengingatkan agar kadernya siap menerima kemungkinan terburuk pada pemilu mendatang.

SBY mengingatkan, jika Demokrat tidak lagi menang dalam Pemilu 2014, seluruh kader harus legawa. "Jika kekuatan politik lain yang menang, kita harus bisa menerima dan mendukungnya dengan lapang dada dan jiwa besar," ujar SBY dalam pidato politik peringatan ulang tahun ke-11 Partai Demokrat (PD) di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu (15/12) malam.

Menurut dia, meski seandainya nanti tidak lagi tampil menjadi pemenang pemilu, Demokrat tetap bisa mengabdi untuk rakyat dan bangsa Indonesia lewat jalur politik. Di antaranya, turut bersama-sama partai pemenang untuk masuk pemerintahan. "Ataupun menjadi oposisi sekalipun," tegasnya.

Menurut SBY, kemungkinan terburuk itu perlu disampaikan agar kader Demokrat tidak menanggung beban yang tidak semestinya. "Marilah kita tetap melangkah dengan tenang dan pasti," ujarnya.

Pesan SBY tersebut merupakan bagian dari arahannya terkait dengan langkah partai menghadapi Pemilu 2014 yang tinggal sekitar 1,5 tahun lagi. Dia mengingatkan, upaya-upaya pemenangan pemilu tetap harus dilakukan dengan politik mulia dan beretika.

SBY lantas merujuk pada upaya-upaya pemenangan seperti yang telah dilakukan pada Pemilu 2004 dan 2009. "Kekuasaan dalam politik itu penting. Tapi, itu bukan segalanya," ungkapnya.

Secara terbuka, SBY mengakui bahwa perjalanan partainya hingga 11 tahun ini memiliki kekurangan dan kelemahan. Dia menyinggung, kekurangan dan kelemahan juga pasti ada pada partai lain yang berumur puluhan tahun sekalipun.

"Kepada rakyat Indonesia, kami mohon doa restu agar Demokrat bisa berbuat lebih baik di masa depan," kata SBY disambut teriakan "hidup rakyat" oleh sejumlah kadernya.

Pada kesempatan itu SBY juga meminta maaf kepada rakyat jika ada kader partainya yang dipandang kurang baik. "Sekali lagi, saya mohon maaf," imbuhnya.

Belakangan, partai yang didirikan SBY tersebut memang sedang menghadapi badai. Beberapa petingginya tersangkut kasus korupsi. Mulai mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat M. Nazaruddin, mantan Wasekjen Angelina Sondakh, hingga terakhir sekretaris dewan pembina sekaligus Menpora Andi Mallarangeng.

Kondisi itulah yang turut membuat elektabilitas partai berlambang Mercy tersebut semakin terpuruk. Setidaknya, itulah yang terekam dalam beberapa survei. Pernyataan SBY tersebut sesungguhnya merupakan penegasan pernyataan yang disampaikan sorenya dalam forum silaturahmi nasional (silatnas) sebagai satu rangkaian.

Menurut fungsionaris DPP PD Andi Nurpati, SBY sempat mengingatkan, antara lain, masalah pengumpulan logistik pemilu. Yakni, pengumpulan dana untuk kampanye maupun pemenangan partai tidak boleh diraih dengan cara-cara yang tidak dibenarkan.

SBY juga menyatakan bahwa target perolehan suara Demokrat 2014 diturunkan dari amanat Kongres 2010 yang mencapai 30 persen suara nasional. Dengan kondisi terkini, SBY hanya menargetkan minimal 15 persen perolehan suara.

Selain kader Partai Demokrat, peringatan ultah partai terbesar di parlemen hasil Pemilu 2009 tersebut dihadiri sejumlah undangan. Di antaranya, pimpinan partai-partai politik serta para menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid II.

Tampak antara lain, Menko Perekonomian sekaligus Ketum DPP PAN Hatta Rajasa, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh, Menhut Zulkifli Hasan, Menkeu Agus Martowardojo, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, serta Menteri PDT Helmy Faishal.

Cagub Jawa Barat dari Partai Demokrat Dede Yusuf juga hadir. Bahkan, mantan politikus dan anggota DPR dari PAN itu masuk ke tempat acara bersama rombongan SBY. Dia juga duduk di baris utama bersama SBY dan Ani Yudhoyono, Ketum DPP PD Anas Urbaningrum dan istri, serta Sekjen Edhie Baskoro.(dyn/c5/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Target Suara Demokrat 15 Persen di Pemilu 2014

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler