SBY Terima Medali Emas Kemerdekaan Pers

Malam Ini, Bukan Empat Mata Edisi Hari Pers Nasional

Selasa, 10 Februari 2009 – 12:31 WIB
BUKAN EMPAT MATA- Peringatan Hari Pers Nasional yang diselenggarakan di Tennis Indoor Senayan juga dimeriahkan sebuah tayangan khusus Bukan Empat Mata yang langsung dipandu Tukul Arwana. Hadir sebagai bintang tamu, Chairman Jawa Pos Grup, Dahlan Iskan, serta artis Luna Maya dan Olga Syahputra. Bukan EMpat Mata Edisi Hari Pers Nasional ini akan ditayangkan Tran7 malam ini. Foto : Fedrik Tarigan/Nonstop
JAKARTA- Presiden RI DR Susilo Bambang Yudoyono menerima penghargaan medali emas kemerdekaan pers di puncak HUT ke-63 PWI dan Hari Pers Nasional (HPN) 2009, Senin (9/2) malam di Tenis Indoor Senayan, JakartaSBY dinilai sebagai individu yang senantiasa menggunakan hak jawab atas pemberitaan pers sesuai dengan hak tertuang di dalam UU pers dan kode etik jurnalisme

BACA JUGA: Anggota DPR Akui Terima Uang Alih Fungsi


    
Penghargaan diterima SBY tersebut bersamaan dengan tiga penghargaan lainnya yang diserahkan pada malam itu
Yaitu Anugerah Adi Negoro untuk karya jurnalistik terbaik tertinggi dengan kategori pembangunan kemanusiaan yang diterima oleh Muhammad Nur, wartawan Batam Pos (Riau Pos Group), Anugerah Spirit Jurnalisme yang diserahkan kepada CEO Jawa Pos Group Dahlan Iskan

BACA JUGA: Tokoh Nasional jadi Dalang Demo Maut di Sumut


     
Anugerah Spirit Jurnalisme merupakan pertama kali diserahkan dengan penilaian orang yang menjalani kehidupannya, mencurahkan sebagian besar kehidupannya untuk kepentingan dan kemajuan pers
Dahlan Iskan dipandang sebagai sosok yang mewakili individu itu karena tidak hanya dikenal sebagai wartawan hingga CEO Jawa Pos Group, ia juga sampai-sampaui menulis sebuah buku berjudul Ganti Hati, di saat-saat masa kritisnya menghadapi proses operasi di negeri Tirai Bambu, Cina

BACA JUGA: Hartono Tanoe Segera Diperiksa


    
Selain itu, penghargaan terakhir diserahkan atas nama kelembagaan yang diterima TNI masih dengan nama medali emas kemerdekaan persTNI dinilai sebagai institusi yang juga paling banyak memanfaatkan media hak jawab untuk mengkoreksi atas keberatan pemberitaan persPenghargaan ini diterima langsung oleh, Panglima TNI Joko Santoso.
    
Acara HUT ke-62 PWI dan HPN tersebut dihadiri sedikitnya 6.000 orangSelain Presiden, menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu, para tokoh pers, utusan PWI dan petinggi pers daerah seluruh daerah di Indonesia, termasuk CEO Riau Pos Group yang juga Dirut Jawa Pos National Network (JPNN)  H Rida K Liamsi.
    
SBY terkesan santai dan melayangkan cukup banyak guyonan dalam acara tersebutBahkan, menyimak perkembangan pers dan politik saat ini, ia melontarkan selalu ingin jadi 'Sersan', alias serius tapi santai"Saya ingin jadi 'Sersan' saja menyimak perkembangan pers yang pesat saat ini dan politik yang kian memanasSersan maksud saya serius tapi santai," ucapnya disambut tepukan tangan sambil tertawa hadirin yang hadir pada acara tersebut
   
Politisi partai Demokrat ini menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya terhadap proses atau perjalanan dari kehidupan berdemokrasi di Indonesia yang salah satu pilarnya persIa berharap pers di Indonesia membangun keseimbangan antara kebebasan dalam melakukan pemberitaan dengan pranata hukum dan pranata sosial baik dalam masyarakat dan pemerintahan
    
"Pers saya harap tetap memberlakukan self sensor, korektif, cover both side, memberikan suatu informasi dengan lengkap, informasi benar, objektif dan faktaPers harus memahami benar, teori dalam menjalankan fungsinyaPers indonesia diharapkan tetap tidak lari dari garisnya atau tujuannya semata-mata demi kemaslahatan publik atau rakyatBahasa menunjukkan bangsa, karena itu jurnalisme harus konstruktif tidak destruktifKonstruktif jurnalisme, pilar penting kepada negara," ujar SBY
    
SBY juga menyinggung soal pers yang harus arif dan bijak dalam menseleksi informasi dan fakta sebelum disebarkan kepada publikKalau halnya informasi dan fakta tersebut bisa menimbulkan meluasnya konflik, seperti halnya isu SARA, ia berharap pers bisa menseleksinya
   
"Inilah dibutuhkan kearifan dengan memilah fakta yang bisa disampaikan secara efektif dan konstruktifKalau informasi itu bisa memicu meluasnya konflik dan berdampak buruk bagi masyarakat, saya harap pers haris bijak untuk tidak memuatnyaSaya berharap wartawan menghindari hal yang provokatif dan jangan terperangkap pada hal yang dapat membutuk keadaanMari menciptakan kehidupan Indonesia yang lebih demokrasi," sebut dia
     
Ketua PWI pusat, H Margiono dalam sambutannya menyinggung tentang satu persoalan yang kini sedang dibahas serius oleh PWIKasus itu sebut dia terkait dengan terbunuhnya Ketua DPRD Sumut saat aksi demo pemekaran daerahIa katakan, tiga wartawan terlibat dalam aksi itu dan saat ini masih ditahan di Polda Sumut dan mereka adalah anggota PWI Sumut
     
"Kita membicarakan itu secara khususKalau kasus itu terbukti terjadi pelanggaran jurnalistik, maka wartawan tersebut akan dikeluarkan dari keanggotaan PWIKemerdekaan pers tetap memperhatikan etika jurnalisme dan menjunjung kode etik jurnalismePers harus siap di koreksi," paparnya
     
Dalam kesempatan tersebut juga dilangsungkan Deklarasi Jakarta, sebuah komitmen untuk menolak kriminalisasi persDeklarasi ini muncul karena banyaknya kasus kekerasan terhadap pers, baik di daerah maupun di pusatDeklrasi ini juga menegaskan bahwa kekerasan terhadap pers tidak bisa ditoleransi, pers dan wartawan harus meningkatkan kerja jurnalismenya.     
     
Menteri Komunikasi dan Informasi Muhammad Nuh yang berkesempatan memberikan sambutan, menjelaskan tentang posisi independen atau kemerdekaan pers saat iniPers katanya dari rakyat untuk rakyat, bukan untuk kepentingan wartawan atau pihak lainnyaPers sebutnya mesti menjalankan fungsinya demi kepentingan rakyat banyak
     
"Pemerintah tidak punya sedikitpun syahwat untuk mengendalikan pers di IndonesiaPemerintah lebih ingin menjadi pendorong terciptanya iklim demokrasi dan keterbukaan pers yang bertanggungjawab serta lebih profesional lagi dimasa depan,"tuturnya
    
Setelah rangkaian acara berlangsung, acara yang cukup menghebohkan sekali yaitu "Bukan Empat Mata" dibawakan oleh Tukul Arwana dilangsungkan disaksikan langsung oleh Presiden RIBintang Tamunya adalah CEO Jawa Pos Group Dahlan Iskan, Menkominfo M Nuh, wartawan Mutia Hafid, Luna Maya, Olga SaputraProgram spesial HPN tersebut akan disiarkan tunda, Selasa (10/2) malam ini di Tv7.(ria/hpz)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawaslu Terlalu Sibuk Urus Spanduk


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler