BOGOR--Kondisi di internal tubuh Partai Demokrat kembali menghangat. Tadi malam (24/1), sejumlah anggota Dewan Pembina Demokrat mengadakan pertemuan di kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga ketua dewan pembina Demokrat di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
Pertemuan berlangsung secara tertutup sejak pukul 19.00 hingga sekitar pukul 20.00. Sejumlah anggota dewan pembina yang hadir, antara lain, Marzuki Alie, Andi Mallarangeng, Syarief Hasan, E.E. Mangindaan, Ahmad Mubarok, dan Jero Wacik. Hadir pula sekretaris Dewan Kehormatan Amir Syamsuddin.
Pertemuan itu terkait dengan perkembangan terkini dari persidangan kasus suap wisma atlet SEA Games 2011 dengan terdakwa mantan Bendahara Umum Demokrat M. Nazaruddin. Dalam sidang yang mendengar kesaksian Mindo Rosalina Manulang, terungkap identitas "ketua besar" dan "bos besar". Nama Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum ikut terseret.
Sebelum pertemuan, anggota Dewan Pembina Demokrat Syarif Hasan mengakui jika pertemuan salah satunya membahas tentang Anas yang sering disebut di media dalam kasus wisma atlet. "Intinya, kami pertama harus buat Partai Demokrat semakin solid ke depan. Tentu perlu ada evaluasi," katanya.
Sering disorotnya Anas dalam pemberitaan di media, lanjut dia, ikut memberikan pengaruh pada citra partai. Hal itu yang tidak dikehendaki terjadi. "Kami ingin supaya ini clear, secepatnya. Kalau memang tidak ada sangkut pautnya, tidak bersalah, harus ada semacam testimoni bahwa benar-benar bersih. Begitu pun sebaliknya. Kami inginkan ini betul-betul selesai," paparnya.
Syarif menjelaskan, ketentuan di internal Demokrat, jika ada kader yang bermasalah maka akan dibicarakan juga di level dewan pembina. Pihak-pihak yang terkait juga akan dimintakan konfirmasinya. SBY sebagai ketua dewan pembina juga duduk sebagai ketua Dewan Kehormatan Demokrat.
Apakah akan ada keputusan penonaktifan Anas dari kursi ketua umum" "Pada dasarnya kami harus secepatnya melakukan klarifikasi agar persoalan ini selesai. Itu intinya," jawab Syarif, diplomatis.
Namun, setelah pertemuan, anggota dewan pembina Ahmad Mubarok menyangkal jika pertemuan tersebut membahas mengenai posisi Anas. "Nggak ada apa-apa. Cuma rapat rutin," kata Mubarok. Dia juga membantah jika ada pembicaraan mengenai kasus hukum yang membelit kader-kader Demokrat. "Kami hargai semua kader. Tidak betul itu," tandasnya.
Senada, Andi Mallarangeng menuturkan, dalam pertemuan, jajaran dewan pembina menyampaikan laporannya kepada SBY. Isu-isu strategis ikut dibahas, namun lebih banyak persiapan menghadapi 2014. "Kami berbicara secara umum, persoalan yang dihadapi akhir-akhir ini. Upaya bersama untuk memajukan Demokrat," katanya.
Tapi, bagaimanapun, agenda pertemuan tadi malam, bisa dikatakan sangat penting. Setidaknya, hal tersbeut terlihat dari keikutsertaan Marzuki yang menjabat sebagai wakil ketua dewan pembina. Pada sore kemarin, ketua DPR tersebut mengaku masih sibuk mengikuti Konferensi Parliamentary Union of OIC Member States (PUIC) ke-7, yang diselenggarakan di Palembang, 24-31 Januari 2012. Kebetulan parlemen Indonesia menjadi tuan rumahnya. "Saya belum dapat info apa-apa, karena sibuk PUIC ini," ujar Marzuki, sore sebelum pertemuan.
Saat diminta kepastian, apakah akan mengikuti rencana pertemuan di Cikeas, Marzuki justru memberikan sinyal cukup memantau dari jauh. "Kami tunggu berita saja," imbuhnya, saat itu.
Kedatangan Marzuki teridentifikasi dari pengawalan voorijeder yang menggunakan pengawalan RI 6. Meski menggunakan plat nomor sipil, pengawalan RI 6 itu merujuk pada Marzuki.
Lantas bagaimana reaksi Anas" Saat dihubungi, mantan ketua umum PB HMI itu enggan menanggapi secara serius. "Itu sedap, sedap," kata Anas, dengan nada bercanda, sebelum pertemuan.
Tanggapan panjang lebar baru disampaikan Gede Pasek Suardika, salah seorang politisi Demokrat yang dikenal dekat dengan Anas. Ketua Departemen Bidang Pemuda dan Olahraga DPP Demokrat itu meminta seluruh pihak agar tidak terpengaruh dengan berbagai isu yang tidak jelas. Apalagi, terkait dengan isu pelengseran Anas lewat pertemuan sejumlah dewan Pembina. "Saya tidak yakin ada yang mendorong-dorong ketum (ketua umum, Red) untuk diganti, ketum dipilih demokratis dan kader Demokrat sangat menghargai demokrasi," ujar Pasek Suardika.
Menurut dia, kondisi yang ada saat ini, seharusnya dijadikan tantangan melakukan konsolidasi internal yang lebih serius. "Ancaman seharusnya membuat kita lebih bersatu, godaan merupakan ujian untuk kita agar bisa menghadapinya demi kepentingan bersama," tandasnya.
Terpisah, Wakil Sekjen DPP Demokrat Ramadhan Pohan juga yakin, agenda pertemuan dewan Pembina tadi malam, hanya merupakan kelanjutan pertemuan SBY dengan Anas beserta jajaran pengurus DPP, malam sebelumnya. Menurut dia, saat rapat malam sebelumnya, SBY hanya mendorong jajaran DPP dan fraksi untuk terus bekerja keras. "Bagaimana meningkatkan eksistensi dan peran Demokrat di masyarakat, that"s it," kata Ramadhan. (fal/dyn/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampanye Pilbup Makan Korban
Redaktur : Tim Redaksi