JAKARTA - Penerapan kurikulum baru 2013 terus dikebut. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melansir data jika untuk jenjang SD, Provinsi Jawa Tengah mendapat aloaksi terbesar. Mereka beralasan, kuota itu menyesuaikan populasi SD di daerah setempat.
Penerapan kurikulum di SD memang menjadi sorotan ketimbang di jenjang SMP dan SMA serta SMK. Sebab di jenjang ini sistem pembelajaran benar-benar dirubah. Yakni menggunakan model tematik integrasi.
Dengan model pembelajaran ini, guru tidak mengajar materi pelajaran terpecah-pecah dalam mata pelajaran tertentu. Khusus mata pelajaran pendidikan agama diajarkan secara terpisah.
Ditemui di kantornya kemarin, Mendikbud Mohammad Nuh menuturkan jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menginstruksikan supaya sosialisasi kurikulum baru ini terus dilakukan. "Jika pesannya seperti itu, berarti sudah tidak ada lagi persoalan di konten kurikulum," tandasnya.
Menteri asal Surabaya itu lantas menuturkan persoalan teknis penerapan kurikulum baru. Dia mulai untuk jenjang SD dan sederajat. Nuh mengatakan sesuai dengan skenario awal, penerapan kurikulum di jenjang SD ini untuk kelas I dan IV serta hanya di 30 persen pupulasi SD seluruh Indonesia.
"Kita tentukan 30 persen saja, karena sesuai dengan kemampuan menjalankannya,"ujar Nuh. Dia mengatakan jika penerapan kurikulum baru ini akan dimulai dengan pelatihan kepala dan pengawas sekolah serta para guru. Selain itu juga distribusi buku gratis kepada siswa.
Nuh memaparkan jika seluruh data sekolah SD yang akan menjalankan kurikulum baru mulai tahun ini sudah ditetapkan Kemendikbud. "Data sekolah sudah kita serahkan kepada daerah waktu rembuk nasional beberapa waktu lalu," kata dia.
Seperti di Provinsi Jawa Tengah, jumlah SD yang menjalankan kurikulum baru tahun ini adalah 6.517 unit dengan rincian 6.265 unit SD negeri dan siswanya swasta.
Kemudian di Jawa Timur kurikulum baru tahun ini diterapkan di 6.152 unit SD, dengan rincian 5.973 unit SD negeri dan sisanya swasta. Total SD yang akan menerapkan kurikulum baru tahun ini berjumlah 44.609 unit (41.783 unit SDN dan 2.826 unit SD swasta).
Menurut Nuh, ada kasus menarik dalam distribusi penerapan kurikulum baru untuk jenjang SD ini. Yakni di sejumlah daerah meminta penerapan kurikulum baru ini untuk seluruh SD. "Misalnya di Kota Surabaya, mereka meminta kurikulum baru diterapkan di seluruh SD mulai tahun ini," katanya.
Nuh tidak menolak tawaran seperti itu. Tetapi dia mengatakan, konsekuensi dari penerapan kurikulum di seluruh SD ditanggung masing-masing pemda. "Jadi misalnya Surabaya meminta semua SD, berarti kekurangan pengadaan buku dan pelatihan guru mereka tanggung," pungkas Nuh.
Sementara itu untuk jenjang SMP dan SMA serta SMA, Nuh mengatakan tidak ada persoalan pengalokasian penerapannya. Sebab tahun ini kurikulum baru diterapkan di seluruh kelas I di SMP, SMA, dan SMK. (wan)
Penerapan kurikulum di SD memang menjadi sorotan ketimbang di jenjang SMP dan SMA serta SMK. Sebab di jenjang ini sistem pembelajaran benar-benar dirubah. Yakni menggunakan model tematik integrasi.
Dengan model pembelajaran ini, guru tidak mengajar materi pelajaran terpecah-pecah dalam mata pelajaran tertentu. Khusus mata pelajaran pendidikan agama diajarkan secara terpisah.
Ditemui di kantornya kemarin, Mendikbud Mohammad Nuh menuturkan jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menginstruksikan supaya sosialisasi kurikulum baru ini terus dilakukan. "Jika pesannya seperti itu, berarti sudah tidak ada lagi persoalan di konten kurikulum," tandasnya.
Menteri asal Surabaya itu lantas menuturkan persoalan teknis penerapan kurikulum baru. Dia mulai untuk jenjang SD dan sederajat. Nuh mengatakan sesuai dengan skenario awal, penerapan kurikulum di jenjang SD ini untuk kelas I dan IV serta hanya di 30 persen pupulasi SD seluruh Indonesia.
"Kita tentukan 30 persen saja, karena sesuai dengan kemampuan menjalankannya,"ujar Nuh. Dia mengatakan jika penerapan kurikulum baru ini akan dimulai dengan pelatihan kepala dan pengawas sekolah serta para guru. Selain itu juga distribusi buku gratis kepada siswa.
Nuh memaparkan jika seluruh data sekolah SD yang akan menjalankan kurikulum baru mulai tahun ini sudah ditetapkan Kemendikbud. "Data sekolah sudah kita serahkan kepada daerah waktu rembuk nasional beberapa waktu lalu," kata dia.
Seperti di Provinsi Jawa Tengah, jumlah SD yang menjalankan kurikulum baru tahun ini adalah 6.517 unit dengan rincian 6.265 unit SD negeri dan siswanya swasta.
Kemudian di Jawa Timur kurikulum baru tahun ini diterapkan di 6.152 unit SD, dengan rincian 5.973 unit SD negeri dan sisanya swasta. Total SD yang akan menerapkan kurikulum baru tahun ini berjumlah 44.609 unit (41.783 unit SDN dan 2.826 unit SD swasta).
Menurut Nuh, ada kasus menarik dalam distribusi penerapan kurikulum baru untuk jenjang SD ini. Yakni di sejumlah daerah meminta penerapan kurikulum baru ini untuk seluruh SD. "Misalnya di Kota Surabaya, mereka meminta kurikulum baru diterapkan di seluruh SD mulai tahun ini," katanya.
Nuh tidak menolak tawaran seperti itu. Tetapi dia mengatakan, konsekuensi dari penerapan kurikulum di seluruh SD ditanggung masing-masing pemda. "Jadi misalnya Surabaya meminta semua SD, berarti kekurangan pengadaan buku dan pelatihan guru mereka tanggung," pungkas Nuh.
Sementara itu untuk jenjang SMP dan SMA serta SMA, Nuh mengatakan tidak ada persoalan pengalokasian penerapannya. Sebab tahun ini kurikulum baru diterapkan di seluruh kelas I di SMP, SMA, dan SMK. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendidikan Nasional Harus Direformasi
Redaktur : Tim Redaksi