SDA Tegaskan Survei Bukan Penentu Suara PPP

Selasa, 16 Juli 2013 – 21:21 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tetap optimistis menghadapi Pemilihan Umum 2014, meskipun hasil survei menunjukkan elektabilitas partai-partai Islam makin terpuruk. Namun, Suryadharma memilih berkaca pada pengalaman hasil Pemilu 2009 lalu.

"Survei hari ini tidak menentukan perolehan suara 2014. Pengalaman PPP pada pemilu sebelumnya tidak ada satupun lembaga survei yang mengumumkan hasil survei di atas dua persen. Tapi apa yang terjadi PPP memperoleh suara melebihi yang disampaikan lembaga survei," ujar Suryadharma di acara buka puasa bersama di rumah dinasnya, Jakarta, Selasa (16/7).

Pada Pemilu tahun 2009, kata politisi yang dikenal dengan inisial SDA itu, PPP mendapat suara 5,7 juta suara atau setara dengan 5,3 persen. "Saya tanya ke kader percaya tidak PPP dapat suara 5,7 juta? Saya sendiri mengatakan tidak percaya," tuturnya.

Karenanya berdasarkan pengalaman itu, Suryadharma menyatakan hasil survei tidak bisa dijadikan patokan perolehan suara partai politik. Sebab hasilnya akan berbeda-beda karena bergantung kepada penilaian masyarakat.

"Jika perhatian masyarakat berubah maka responnya juga berubah. Minat masyarakat untuk memilih juga sangat leluasa untuk berubah," ujar Suryadharma.

Pria yang menjabat sebagai menteri agama itu menyatakan PPP merupakan partai yang berkali-kali mengalami masa yang tidak baik. Meski begitu mereka mampu melewatinya.

"Alhamdulillah suara kita masih bisa dibanggakan. Kita hampir mendapat 100 kursi di orde baru. Kini PPP masih mendapat suara yang baik 58 suara. Itu bukti bahwa dalam kondisi ini kita akan survive," ujar Suryadharma.

Sedangkan Sekretaris Jenderal PPP M Romahurmuziy mengatakan, hasil survei merupakan sebuah potret realitas sesaat yang diwakili oleh responden. Karena itu, hasilnya bisa berbeda-beda meskipun dilakukan secara bersamaan. "Sebagai sebuah potret, survei tidak bisa menangkap sepenuhnya apa yang berlangsung," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Rommy itu menambahkan, partainya juga melakukan kerjasama dengan lembaga survei. Namun, survei itu sebagai strategi bagi PPP untuk memenangi pemilu. "Survei kita bukan angka, tapi berupa pertanyaan yang kita gunakan untuk memperbaiki strategi pemenangan pemilu ke depan," kata Romahurmuziy

Dituturkannya, partai yang tak berbasis keagamaan bisa unggul di dalam survei karena mereka memiliki jaringan media. Sementara partai Islam tak memiliki jaringan media.

"Misalnya Hanura di situ ada Hary Tanoesoedibjo praktis dia kuasai 3 dari 12 televisi nasional. Ical (Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie, red) ada TV One, ANTV. Kemudian NasDem ada Metro TV. Sehingga kalau di dalam survei partai berbasis nasionalis ada keunggulan lebih di media," ulasnya.(gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kelar Diperiksa Saat Buka Puasa, Dada Pelit Bicara

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler