SEA Games 2019: Lebih Dekat dengan Tukang Pijat Tertua Kontingen Indonesia

Jumat, 29 November 2019 – 08:31 WIB
Salah sorang tukang pijat Indonesia di SEA Games 2019, Aan Abdurrachman. Foto: ANTARA/Shofi Ayudiana

jpnn.com, JAKARTA - Aan Abdurrachman adalah satu dari sekian banyak tukang pijat yang membantu Indonesia di SEA Games 2019. Dia sudah berperan memulihkan performa atlet nasional Indonesia sejak 1997.

Aan, begitu ia disapa, sudah melanglang buana ke luar negeri, mengikuti berbagai event olahraga. "Saya sudah jadi tukang pijat sejak SEA Games 1997. Asian Games juga saya ikut," kata Aan di Jakarta, Kamis.

BACA JUGA: SEA Games 2019: Fandi Ahmad Sempat Sombong, Meremehkan Timnas Indonesia

Sejak 1997 menekuni profesi masseur, Aan tak pernah absen di berbagai ajang olahraga multievent seperti SEA Games dan Asian Games. Tidak hanya itu, ia juga menjadi masseur tetap di pelatnas modern pentathalon, judo dan karate.

Aan juga akan ikut bertolak ke SEA Games 2019 Filipina pada 30 November mendatang. Aan pun menjadi masseur tertua, sekaligus yang telah mengabdi paling lama di antara yang lainnya.

BACA JUGA: SEA Games 2019 dalam Angka, Termasuk soal Kuali Besar Rp 13 Miliar

Sebelum menjadi masseur, Aan bercerita bahwa ia merupakan seorang sopir seorang dokter khusus untuk Ketua KONI Pusat. Ia mengabdi di sana sejak 1993 hingga 1995.

Kemudian, ia ditawarkan oleh dokter yang bernama Choim Sumadilaga untuk mempelajari ilmu pijat di Pusat Kesehatan Olahraga (PKO) Kemenpora. "Iya, Dokter Choim menawarkan saya buat belajar massage. Saya kan minat, terus dokternya juga mau sekolahin saya," ujar pria asal Bandung itu.

BACA JUGA: SEA Games 2019: Pujian Indra Sjafri untuk Pemain Timnas Indonesia

Ia mengatakan bahwa untuk menjadi seorang masseur tidak bisa sembarang orang karena profesi tersebut dibutuhkan ilmu yang mumpuni seperti ilmu anatomi tubuh. Selama setahun, tepatnya pada 1995, Aan belajar soal ilmu memijat termasuk etika dan cara menghadapi atlet.

"Saya belajar anatomi tubuh, terus etika dan menghadapi atlet itu harus gimana supaya hati mereka juga ikut enak gitu saat dipijat," tuturnya.

Selama menjadi masseur atlet nasional, Aan mengaku tak melulu memijat atlet yang mengalami cedera. Ia justru lebih banyak diminta memijat atlet saat sebelum dan sesudah pertandingan sebagai upaya relaksasi. Ia juga sudah banyak mendampingi atlet yang kini sudah pensiun.

"Sudah banyak atlet yang saya pijat. Ada Kresna Bayu (mantan atlet judo), Umar Syarif (mantan atlet karate). Dan mereka sekarang sudah menjadi pelatih," ungkap pria 66 tahun itu.

Aan pun mengatakan bahwa dia menikmati pekerjaannya saat ini walaupun selama mengabdi, dia belum pernah mendapatkan penghargaan apa pun. "Ya namanya juga masih bisa, ya saya lakukan saja. Banyak juga yang bilang 'wah Pak Aan hebat'. Yang membuat saya bertahan juga karena kejujuran dan etika," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler