Sebaran Hot Spot Bertambah, Lima Provinsi Siaga

Kamis, 27 Juli 2017 – 08:04 WIB
Kebakaran lahan dan hutan. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Selama tiga hari terakhir, jumlah dan sebaran hot spot atau titik panas semakin banyak.

Pada Minggu (23/7), berdasar hasil pantauan satelit yang diamati Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), ada 150 hot spot.

BACA JUGA: Baru Tiga Provinsi Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla

Berselang sehari kemudian menjadi 170 hot spot. Dan, Selasa (25/7) meningkat menjadi 179 hot spot.

Peningkatan titik panas tersebut membuat lima provinsi yang langganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah menetapkan status siaga.

BACA JUGA: Soal Karhutla, Menkeu Diminta Alokasikan Dana Khusus

Provinsi tersebut, antara lain, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.

Bertambahnya hot spot itu seiring dengan cuaca yang semakin kering sehingga hutan serta lahan mudah terbakar.

Untuk mendukung operasi karhutla, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan 18 helikopter pengebom air (water bombing).

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, penyiagaan helikopter water bombing diharapkan membantu jika terpantau ada titik api di daerah yang rawan.

Dia berharap bantuan bisa datang dengan cepat. Jadi, lahan atau hutan yang terbakar bisa diminimalkan.

Cara lainnya, BNPB serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan operasi hujan buatan di Riau serta Sumatera Selatan.
"Total 68,4 ton bahan semai natrium klorida disebarkan ke awan-awan potensial dengan menggunakan pesawat Casa-212 untuk memicu hujan," terangnya.

Sementara itu, Sutopo menyatakan bahwa dampak pembakaran sudah dirasakan.

Kemarin pagi hingga siang asap dari karhutla di Aceh Barat mengakibatkan jarak pandang menurun.

"Aktivitas masyarakat terganggu karena kebakaran lahan di Aceh Barat yang sebagian besar berada di lahan gambut," ungkapnya.

Dia memperkirakan 69 hektare lahan terbakar di Aceh Barat. Kebakaran tersebut tersebar di lima kecamatan.

Yakni, Kecamatan Woyla, Kecamatan Meureubo, Kecamatan Sama Tiga, Kecamatan Johan Pahlawan, dan Kecamatan Arongan Lambalek.

"Masyarakat diimbau tidak membakar hutan dan lahan," tutur Sutopo. Cuaca makin kering sehingga mudah memicu karhutla.

Karhutla yang juga terjadi di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) membuat sejumlah warga setempat dirundung nestapa. Sekitar 20 hektare kebun sawit milik masyarakat di Pondokjagung, Jorong Ranahsalido, Nagari Ujunggading, Kecamatan Lembah Melintang, jadi arang.

Api yang berkobar sejak Minggu (24/7) terus membakar perkebunan rakyat tersebut hingga Senin petang esoknya.

Pemilik kebun kelapa sawit yang terbakar itu, antara lain, Aris, 40, dan Afni, 40.

Kapolsek Lembah Melintang Iptu Defrizal mengungkapkan, peristiwa kebakaran diketahui pada Senin (25/7) sekitar pukul 08.00.

Begitu mendapat informasi dari masyarakat, personel polsek, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasbar, Koramil Lembah Melintang, dan warga mengecek lokasi kejadian sekaligus berusaha menjinakkan si jago merah.

Namun, hingga Senin sore, api belum bisa dipadamkan. Api begitu cepat membesar.

Salah seorang pemilik kebun karet yang terbakar menurunkan satu unit ekskavator untuk membuat parit di sekeliling lokasi kebakaran.

"Tujuannya, api tidak meluas ke kebun masyarakat lain," kata Kapolsek.

"Tim akan tetap berupaya memadamkan api," tambah Kepala BPBD Pasbar Tri Wahluyo. (lyn/roy/c24/c10/ami/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler