jpnn.com - ''Sekitar jam 12 siang, warga yang bertetangga dengan pelaku mengaku mendengar ada teriakan keras,'' kata ayah korban Ridwan.
Pria 38 ini tak mampu menyembunyikan rasa sedihnya. Kematian sang putra membuat batinnya terpukul. Menurutnya, Ari merupakan anak yang giat bekerja.
BACA JUGA: Terpesona si Cantik di Facebook, Tiga Pria Buaya Kehilangan Rp 51 Juta
Ari memutuskan berhenti sekolah saat duduk di bangku kelas 5 SD. Dia lebih memilih mencari brondolan sawit yang kemudian dijual buat uang saku.
''Disuruh sekolah tak mau, keasyikan bekerja. Kadang ikut bantu menimbang sawit,'' tutur Ridwan.
BACA JUGA: Yang Pernah Kehilangan Mobil, Simak Pengumuman Polda Metro Jaya Ini
Pada hari kejadian, Ridwan merasakan firasat yang tidak enak. Apalagi sejak pergi, putra keempatnya tidak kunjung pulang, hingga larut malam.
''Biasanya dia tahu waktunya pulang dan salat di rumah'' tambah Ridwan.
BACA JUGA: DASAR MALING! Tempat Suci Jadi Sasaran
Menjelang tengah malam, Ridwan bersama warga melakukan pencarian hingga ke rumah SR. Di sanalah Ari ditemukan sudah yak bernyawa dengan kepala terbalut kain dan berlumuran darah.
Dirujuk ke RSJ
Warga sekitar menduga SR mengalami gangguan jiwa. ''Dulunya dia seorang TKI di Malaysia. Ketika pulang ke kampung halaman, kelakuannya menjadi aneh,'' kata warga.
Bahkan SR pernah dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Tampan, tetapi dinyatakan waras. ''Dia itu memang aneh. Dibilang sakit, tahu sama orang dan pandai memasak. Tapi entahlah, kita pun kurang tahu,'' lanjut warga. (MX/PR/ray)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 16 Pasangan Diduga Berbuat Mesum Diangkut Paksa
Redaktur : Tim Redaksi