BENGKULU - EM, ibu RT 16 Kelurahan Bentiring, Bengkulu yang kini sudah menyandang status tersangka dugaan pencabulan delapan bocah mengaku menjadi tempat pelampiasan nafsu dari anak laki-laki yang masih di bawah umur itu.
Kepada Rakyat Bengkulu (Group JPNN), EM bercerita banyak terkait dengan kasus yang kini menjeratnya usai diperiksa penyidik di Ruang Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bengkulu.
Wanita berumur 40 tahun itu mengatakan delapan bocah itu sering datang ke rumahnya. Namun, kedatangan bocah itu terkadang sendiri, berdua atau pun berombongan.
Selain menghisap lem, anak-anak ini juga ada yang merokok. Bahkan kata EM ada yang nonton video porno lewat handphone (HP).
“Selajutnya setelah itu mereka langsung mendatangi saya dan terjadilah hubungan terlarang ini. Bisa dikatakan ibaratnya saya ini hanya tempat melampiaskan nafsu mereka,” kata EM seperti yang dilansir Rakyat Bengkulu, Rabu (17/4).
Apakah pencabulan itu pernah dilakukan secara beramai-ramai atau secara bergiliran? EM pun menggelengkan kepalanya. Menurutnya, hubungan layaknya suami istri itu dilakukannya hanya sendiri-sendiri.
“Oo tidak pernah bersama-sama, satu-satu dong. Kalau bergiliran juga tidak pernah. Memang usia mereka saja yang seusia SMA, tapi kan badan mereka besar-besar,” ujarnya.
EM mengaku puas dengan walau hanya “bercinta” dengan anak di bawah umur. Kepuasan itu menurutnya dirasakan lantaran pencabulan itu dilakukan atas dasar suka sama suka.
“Ya coba dipikir saja dek, saya sudah enam tahun tidak disentuh suami, tiba-tiba saya digoda dan dan disentuh-sentuh. Wajar saja kan libido saya naik,” ungkap EM lagi.
Suami EM, MI memang kini tengah sakit. MI menderita penyakit diabetes yang sudah komplikasi dan tak pernah memberi nafkah batin kepada istrinya.
Dijelaskan pula EM, seorang dari delapan bocah korban pencabulan yang paling disukainya adalah DM (17). Anak ini kata dia, selain rajin juga sangat perhatian kepadanya. Ia pun menganggapnya sebagai kekasih dan status mereka berpacaran. DM juga paling sering ia temani kencan di antara anak-anak lainnya. (fiz/awa/jpnn)
Kepada Rakyat Bengkulu (Group JPNN), EM bercerita banyak terkait dengan kasus yang kini menjeratnya usai diperiksa penyidik di Ruang Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bengkulu.
Wanita berumur 40 tahun itu mengatakan delapan bocah itu sering datang ke rumahnya. Namun, kedatangan bocah itu terkadang sendiri, berdua atau pun berombongan.
Selain menghisap lem, anak-anak ini juga ada yang merokok. Bahkan kata EM ada yang nonton video porno lewat handphone (HP).
“Selajutnya setelah itu mereka langsung mendatangi saya dan terjadilah hubungan terlarang ini. Bisa dikatakan ibaratnya saya ini hanya tempat melampiaskan nafsu mereka,” kata EM seperti yang dilansir Rakyat Bengkulu, Rabu (17/4).
Apakah pencabulan itu pernah dilakukan secara beramai-ramai atau secara bergiliran? EM pun menggelengkan kepalanya. Menurutnya, hubungan layaknya suami istri itu dilakukannya hanya sendiri-sendiri.
“Oo tidak pernah bersama-sama, satu-satu dong. Kalau bergiliran juga tidak pernah. Memang usia mereka saja yang seusia SMA, tapi kan badan mereka besar-besar,” ujarnya.
EM mengaku puas dengan walau hanya “bercinta” dengan anak di bawah umur. Kepuasan itu menurutnya dirasakan lantaran pencabulan itu dilakukan atas dasar suka sama suka.
“Ya coba dipikir saja dek, saya sudah enam tahun tidak disentuh suami, tiba-tiba saya digoda dan dan disentuh-sentuh. Wajar saja kan libido saya naik,” ungkap EM lagi.
Suami EM, MI memang kini tengah sakit. MI menderita penyakit diabetes yang sudah komplikasi dan tak pernah memberi nafkah batin kepada istrinya.
Dijelaskan pula EM, seorang dari delapan bocah korban pencabulan yang paling disukainya adalah DM (17). Anak ini kata dia, selain rajin juga sangat perhatian kepadanya. Ia pun menganggapnya sebagai kekasih dan status mereka berpacaran. DM juga paling sering ia temani kencan di antara anak-anak lainnya. (fiz/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadi Tersangka Pencabulan, Kepsek di Batam Merasa Tertekan
Redaktur : Tim Redaksi