jpnn.com, JAKARTA - AM Fatwa, yang meninggal dunia pada Kamis (14/12) pagi, juga dikenal produktif dalam melahirkan karya buku.
Antara lain buku Demokrasi Teistis: Upaya Merangkai Integrasi Politik dan Agama di Indonesia; dan Surat-surat Dari Penjara
BACA JUGA: Tokoh Sekaliber AM Fatwa Bisa Dihitung dengan Jari
Bahkan menurut keponakanya Andi Agung Baso Amir, tokoh kelahiran Bone, Sulawesi Selatan pada 12 Februari 1939 itu sedang menyelesaikan buku tentang perjalanan hidupnya.
"Walaupun dalam kondisi sakit beliau bikin buku riwayat hidupnya, buku tentang perjalanan hidupnya. Sampai saat ini baru setengah buku, itu dalam kondisi sakit ajudan ngetik di rumah sakit," ungkap Andi ditemui di rumah duka, kompleks Bappenas, Pejaten Barat, Jakarta Selatan.
BACA JUGA: Hatta Rajasa Menangis di Dekat Jenazah AM Fatwa
Menurut Andi, buku tersebut kurang lebih sudah ditulis sebanyak 300 halaman. Lewat buku itu, tokoh yang pernah dipenjarakan Orde Baru pasca Tragedi Tanjung Priok itu ingin menceritakan tentang perjalanan hidupnya.
"Termasuk ketika di NTB, masuk marinir, dan lain-lain riwayatnya. Saya lihat sendiri di rumah sakit ngobrol, sementara ajudan ngetik, asistennya mengetik. Rencananya 500 halaman," kata Andi.
BACA JUGA: Fadli Zon Ikuti Sepak Terjang AM Fatwa Sejak Kelas 6 SD
Dia juga menyebutkan tiga hari sebelum dirawat di RS MMC Jakarta karena divonis dokter menderita sakit lever stadium-4, AM Fatwa baru kembali dari perjalanan ke Filipina.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sandiaga: AM Fatwa Panutan, Idola, dan Mentor Saya
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam