"Jadi statement saya jangan direkonstruksi bahwa ada korelasi antara wilayah kebakaran dengan hak pilih warga dalam pilkada DKI," ujar Dewi saat dihubungi wartawan, Senin (27/8).
Dewi juga tidak merasa melakukan kampanye hitam atau berusaha memojokan salah satu pasangan calon. Ia menegaskan, pernyataanya tidak memiliki pretensi atau mengarah pada pihak tertentu dibalik peristiwa kebakaran di Jakarta. "Tidak memiliki pretensi untuk mengarahkan pada diri sesorang di balik peristiwa pembakaran," kata politisi PDIP itu.
Lebih lanjut, Dewi mengaku tidak tahu apakah kebakaran belakangan ini disengaja atau tidak. Ia hanya beranggapan, pemukiman warga yang padat dan tak tertata, rawan dengan potensi kebakaran.
"Sengaja atau tidak yang bisa investigasi petugas tentunya. Tapi situasi penyebab salah satunya adalah pemukiman padat tentu menjadi fakta ya," imbuhnya.
Soal pelaporan dirinya ke Panwaslu DKI, Dewi menganggapnya sebagai sensasi belaka. Ia menilai pelaporan tersebut tidak berdasar karena ia tidak merasa melakukan kampanye hitam. Dewi pun mengaku siap menjalani proses apapun yang ditentukan Panwaslu DKI. "Proses tentu harus kita hadapi ya ini bagian dari demokrasi," ucapnya tenang.
Sebelumnya diberitakan, Juru Kampanye Jokowi-Ahok, Dewi Aryani mengaitkan musibah kebakaran yang terjadi belakangan ini dengan pilkada DKI 2012. Menurutnya, kebakaran yang terjadi adalah sebuah usaha teror terhadap pendukung Jokowi-Ahok pada putaran kedua yang rencananya akan digelar 20 September mendatang.
Dewi memiliki alasan khusus di balik pernyataannya itu. Politisi PDIP itu beralasan, kebakaran yang terjadi di Jakarta diklaim sebagai kantong suara Jokowi-Ahok. "Bencana ini bisa dikategorikan teror bencana mengingat terjadi berurutan dan berada di lokasi-lokasi yang menjadi lumbung suara Jokowi. Sistematis dan terstruktur lokasinya," kata Dewi dalam siaran pers yang diterima JPNN, Kamis (23/8). (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suhu Politik di Brebes Memanas
Redaktur : Tim Redaksi