Sebut Kenaikan BBM Warisan Buruk SBY

Selasa, 26 Agustus 2014 – 17:07 WIB

jpnn.com - JAKARTA -  Di beberapa daerah BBM bersubsidi mulai langka. Warga pun harus antri mengular untuk mendapatkan premiun di SPBU. Di tengah kelangkaan itu, wacana kenaikan harga BBM kembali mencuat ke permukaan. Wacana itu semakin ramai diperbincangkan lantaran semakin dekat masa transisi dari pemerintahan SBY ke pemerintahan Jokowi.

Peneliti IndoStrategi Andar Nurbowo menganggap bahwa kenaikan BBM adalah bukti kegagalan SBY dalam melakukan terobosan dan reformasi di sektor energi. "Saya memandang SBY gagal dalam menerapkan korversi dari BBM ke gas. Infrastruktur tidak disiapkan dengan baik, sehingga kita mempunyai ketergantungan terhadap BBM sangat besar," kata Andar di Jakarta, Selasa (26/8).

BACA JUGA: Aneh, Kaya Energi tapi Warga Antre Minyak

Selain itu, kata dia, SBY juga gagal dalam mengantisipasi lonjakan konsumsi BBM hingga melebihi batas maksimal yang tertera dalam undang-undang. "Faktor inilah yang kemudian sangat membebani postur APBN 2015," kata Andar di Jakarta (26/8).

Nah, menurut Andar, rencana menaikkan harga BBM sebenarnya tidak bisa hanya dibebankan kepada Presiden terpilih 2014-2019, Jokowi-JK. Apalagi isu kenaikan BBM ini bisa menjadi isu politik yang liar. Bahkan bisa mengganggu awal pemerintahan Jokowi-JK

BACA JUGA: Ditantang Dahlan Iskan, PT KKA Hidup Lagi

"Karena itu, sebaiknya SBY dan Jokowi duduk bersama-sama mencari jalan keluar terbaik dalam soal kenaikan harga BBM," imbuh Andar. (mas)

BACA JUGA: Penerapan Pajak 10 Persen Bikin Pebisnis Online Ketar-ketir

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Senang Proyek Pipa Arun-Belawan Jadi Kenyataan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler