Sebut Nenek Moyang, Rapat Pansus DPRD Riau Ricuh

Jumat, 10 April 2015 – 15:56 WIB

jpnn.com - PEKANBARU - Kondisi rapat Panitia Khusus di ruangan medium DPRD Provinsi Riau belangsung ricuh dan dihentikan sejenak, Kamis (9/4). Pasalnya ada dua anggota dewan yang terlibat perdebatan hebat yang berujung dengan melempar HP.

Keduanya adalah Husni Thamrin dari partai Gerindra dan Sugianto dari partai PKB, sama-sama dari daerah pemilihan Siak-Pelalawan. Husni Thamrin sempat berusaha mengejar Sugianto, namun anggota dewan lainnya melerai dan memisahkan mereka.

BACA JUGA: Batu Akik Asal Batam Ini Dibanderol Senilai Rp 5 Miliar

Kejadian bermula ketika rapat Panitia Khusus (Pansus) Monitoring dan Evaluasi Perizinan HGU, IU-Perkebunan, HTI, HPHTI, HPH, HTR, Izin Usaha Pertambangan, Izin Industri, Izin Lingkungan (Amdal, UPL-KL) membahas lahan dengan perusahaan-perusahaan tanaman industri.

Kedua anggota DPRD Provinsi Riau tersebut menjadi anggota Pansus dan sedang membahas luasan areal perusahaan di Sorek. Husni Thamrin merupakan anggota Komisi C dan Sugianto merupakan anggota Komisi A, tapi keduanya merupakan anggota Pansus untuk memonitoring kegiatan perusahaan yang diduga melanggar aturan dan tidak membayar pajak sesuai dengan izin.

BACA JUGA: Gara-gara Ini Pendapatan Perkapita Banyuwangi Melonjak

Soal pembahasan lahan perusahaan di Sorek Pelalawan, Sugianto mengatakan tertarik dengan aktivitas perusahaan di wilayah Sorek tersebut yang merupakan daerah pemilihannya. "Saya tertarik membahas tentang Sorek ini. Ini kampung nenek moyangnya Pak Thamrin," kata Sugianto.

Mendengar kalimat Sugianto tersebut, Husni Thamrin langsung berdiri dan berujar. "Jangan Anda sebut-sebut nenek moyang saya," kata Thamrin dan melempar handphone (HP) merek Apple warna keemasan ke arah Sugianto.

BACA JUGA: Avanza vs Avanza, Anggota Polda dan 2 Orang Lainnya Tewas

Anggota DPRD Provinsi Riau lainnya Hazmi Setiadi langsung menghalangi Husni Thamrin yang berusaha mengejar ke arah Sugianto. Hazmi yang merupakan Ketua Komisi A DPRD Provinsi Riau kemudian membawa kedua anggota dewan tersebut untuk memediasi dan mendamaikan keduanya di ruangan lain yaitu ruangan Komisi A.

Wartawan yang sedang mengikuti rapat Pansus tersebut mengejar ke ruangan Komisi A, langsung dihalangi dengan cara menutup ruangan.

Husni Thamrin saat ditanya mengapa emosinya begitu tersulut mendengar kata nenek moyang yang diucapkan Sugianto mengatakan itu emosi sesaat. "Saya ini orang Melayu, kalau orang Melayu nenek moyangnya disebut-sebut itu pantangan sekali. Itu emosi sesaat, reflek saja," kata wakil rakyat dari daerah pemilihan Siak-Pelalawan tersebut.

Ditanya bagaimana pandangannya terhadap tindakan emosi sesaat yang dilakukan wakil rakyat dengan melempar handphone kepada sesama wakil rakyat lainnya, Husni Thamrin mengatakan itu terserah yang menilai.

"Kalau tindakan itu baik atau tidaknya, tergantung orang yang menilai. Itu sikap spontanitas karena membawa nenek moyang saja. Kita ini hidup di negeri Melayu dan dia menyebut nenek moyang saya dua kali. Pertama saya biasa saja, tapi keduanya saya jadi emosi," kata politisi dari Partai Gerindra itu.

Ditanya apakah emosi tersebut erat kaitannya dengan pencalonan pemilihan kepala daerah di Kabupaten Pelalawan yang diketahui kedua wakil rakyat tersebut yaitu Sugianto dan Husni Thamrin berniat maju mencalonkan diri, Husni Thamrin mengatakan tidak.(rul/mal/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemuda Akhiri Hidup dengan Gantung Diri di Dapur Rumahnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler