"Apakah kita punya waktu dan tempat bagi-Nya? Apakah kita tidak benar-benar berpaling dari-Nya? Kita mulai melakukannya (berpaling,red) ketika kita tak ada waktu bagi-Nya," kata Paus dalam jubah putih dengan hiasan keemasan.
"Makin cepat kita bergerak, makin efisien waktu yang kita hemat dari perangkat (teknologi,red), makin kurang waktu yang kita miliki. Dan Tuhan? Pertanyaan tentang Tuhan tak pernah terlihat penting. Waktu kita sudah penuh," ucapnya.
Pemimpin bagi 1,2 miliar peganut Katholik Roma itu menambahkan, masyarakat telah mencapai titik di mana proses berpikir tidak lagi menyisakan ruang bagi keberadaan Tuhan. "Jika berpikir dianggap serius, ini pasti disusun sedemikian rupa bahwa "hipotesis Tuhan" menjadi berlebihan," tuturnya.
Ditambahkannya pula, tiadanya ruang untuk Tuhan itu bahkan sudah mencapai pada tingkat hasrat dan perasaan. "Kita begitu penuh dengan diri kita sendiri sehingga tidak ada tempat bagi Tuhan," katanya.
Paus juga mendoakan orang-orang yang kini hidup dan menderita di Holy Land. Ia menyerukan perdamaian antara Israel dan Palestina, serta untuk orang-orang Syria, Lebanon dan Iraq.
"Umat Kristiani di kawasan di mana kepercayaan kita lahir, bisa melanjutkan hidup di sana. Umat Kristen dan Muslim bisa membangun negeri mereka saling berdampingan dalam kedamaian Tuhan," harapnya.(reuters/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gedung 14 Lantai Terbakar di Tiongkok, 3 Tewas
Redaktur : Tim Redaksi