jpnn.com - JAKARTA – Memprihatinkan, empat lembaga survei internasional menempatkan tingkat pendidikan di Indonesia pada rangking bawah. Organization for Economic and Development (OECD) menempatkan Indonesia di urutan 64 dari 65 negara.
Sedangkan The Learning Curve menempatkan Indonesia pada posisi buncit dari 40 negara yang disurvei.
BACA JUGA: Mendikbud Beberkan Penyebab Guru Honorer Membeludak
“Hasil survei TIMS and Pirls lebih bagus, menepatkan Indonesia di posisi 40 dari 42 negara. Sedangkan World Education Forum di bawah naungan PBB menempatkan Indonesia di posisi 69 dari 76 negara. World Literacy merangking kita di urutan 60 dari 61 negara,” papar Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji dalam seminar nasional pendidikan, Selasa (26/4).
Kondisi tersebut, menurut Indra, dipengaruhi berbagai faktor. Salah satunya adalah rendahnya minat baca di Indonesia.
BACA JUGA: Sia-sia Digaji Jutaan, Kalau Gurunya Masih Gaptek
United Nation Educational, Scientific and Culturan Organization menyebut hanya satu dari 1000 orang yang memiliki minat baca serius.
“Ada banyak hal yang memengaruhi rendahnya kualitas pendidikan Tanah Air, mulai dari anggaran, sistem belajar mengajar, kompetensi guru, infrastruktur, pemanfaatan teknologi, dan lainnya,” tutur Indra.
BACA JUGA: Janji Mendikbud untuk Guru Honorer
Menurut dia, pemerintah dan DPR telah mengalokasikan anggaran cukup besar bagi pengembangan pendidikan. Namun hal tersebut belum sebanding dengan kualitas pendidikan. Artinya ada yang keliru dalam pengelolaan anggaran pendidikan di Indonesia sehingga belum memberikan impact bagi kualitas dunia pendidikan.
“Saya melihat sekolah lebih banyak berteman dengan penjual buku dan kontraktor bangunan, makanya tidak berkembang,” kritiknya.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Guru Honorer Curhat: Murid Sudah Jenderal, Saya Gajinya Kopral
Redaktur : Tim Redaksi