jpnn.com - DAMASKUS – Setelah menguasai Ramadi yang merupakan kota terbesar di Iraq, Islamic State (IS), Kamis (21/5), berhasil menaklukkan kota tua Palmyra, Syria. Pengamat Hak Asasi Manusia (HAM) Syria melaporkan bahwa militan yang sebelumnya dikenal dengan sebutan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) itu telah berkuasa penuh di kota tersebut.
’’Militan ISIS saat ini berada di berbagai penjuru Tadmur, termasuk di dekat area situs arkeologi,’’ ujar Kepala Pengamat HAM Syria Rami Abdel Rahman.
BACA JUGA: Lihat Penyakit Aneh Dara Cantik Ini Sekujur Tubuh Memar Lalu Menangis Darah
Palmyra merupakan wilayah di dalam Kota Tadmur. Itu adalah kali pertama ISIS merebut kota secara langsung dari pasukan militer Presiden Syria Bashar al-Asaad. Saat ini ISIS telah mengontrol lebih dari separo wilayah di Syria.
Aktivis dari Palmyra Mohammad Hassan al-Homsi menegaskan bahwa serangan untuk merebut kota itu dilakukan sejak 13 Mei lalu. Terhitung sejak serangan tersebut hingga Kamis (21/5), tercatat 462 orang tewas. Sebanyak 71 orang di antara korban tewas adalah warga sipil yang dieksekusi ISIS.
BACA JUGA: Wow.... Tante Liana Beruntun Nikahi 10 Lelaki Tanpa Bercerai
Al-Homsi menambahkan, tentara Syria telah kalah dan mundur tanpa perlawanan sejak Rabu malam (20/5). Dalam semalam tersebut, terdapat sekitar seratus tentara Syria tewas. ISIS telah menguasai bandara militer, tahanan, markas pasukan intelijen Syria, dan berbagai gedung penting lainnya.
Kemenangan terbaru ISIS itu membuat berbagai pihak ketir-ketir. Kota tersebut merupakan wilayah strategis di persimpangan jalan raya utama menuju Damaskus dan Homs. Di sekeliling Palmyra juga terdapat kilang-kilang minyak besar.
BACA JUGA: Wow! Restoran Unik, beri Diskon Besar ke Pembeli yang Kenakan Rok Mini
’’Palmyra adalah wilayah yang strategis dan sekarang ini bisa menjadi pijakan (bagi ISIS) untuk menguasai Homs dan Damaskus,’’ ujar Kepala Analis Pertahanan dan Intelejen HIS Jane Mathew Henman.
Bukan hanya itu, kota tua Palmyra menyimpan berbagai situs bersejarah yang berusia ribuan tahun. Di dalam wilayah kota tua Palmyra terdapat reruntuhan koloseum, kuil, dan berbagai bangunan lain yang ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.
PBB maupun pemerintah Syria takut ISIS akan menghancurkan situs-situs di Palmyra. Sebelumnya, militan yang tekenal sadis tersebut telah menghancurkan kota tua Nimrud di dekat Mosul, Iraq. Mereka juga menghancurkan patung-patung kuno di Museum Mosul.
’’Pertempuran ini menempatkan risiko yang besar terhadap situs paling penting di Timur Tengah dan juga pada populasi penduduk sipil,’’ ujar Dirjen UNESCO Irina Bokova.
’’Saya meminta komunitas internasional melakukan apapun untuk melindungi penduduk sipil dan menyelamatkan warisan budaya di Palmyra,’’ tambahnya.
Pemerintah Syria menyatakan bahwa mereka telah memindahkan sebagian besar artefak ke lokasi yang lebih aman. Termasuk di antaranya ratusan patung. Namun, mereka menegaskan tidak semua situs arkeologis tersebut bisa direlokasi. Selain takut dihancurkan, patung-patung peninggalan sejarah tersebut diktakutkan dijual untuk mendanai kampanye ISIS.
’’Mereka memiliki jaringan yang membuat mereka bisa menjual peninggalan budaya. ISIS telah menghasilkan puluhan juta dolar dari menjual benda seni,’’ ujar Profesor Fawas Gerges yang merupakan pengamat Timur Tengah di The London School of Economics. (AFP/Reuters/BBC/CNN/sha/c4/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Apartermen 15 Lantai Terbakar 15 Penghuni Tewas, 64 Lainnya Luka-Luka
Redaktur : Tim Redaksi