Segera Bentuk Tim Pengawas Kongres

Verifikasi Peserta Berpotensi Ruwet

Senin, 25 Februari 2013 – 05:01 WIB
JAKARTA - Email FIFA kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo akhirnya bocor. Dalam email tersebut jelas tertulis saran dari FIFA agar kongres yang digelar oleh PSSI pada 17 Maret mendatang adalah kongres luar biasa (KLB) demi memenuhi prasyarat statuta.

Untuk itu, Menpora Roy Suryo akan segera menyiapkan tim pengawas kongres tersendiri. Nantinya, tim ini akan terdiri dari unsur Kemenpora, mantan tim task force (Rita Subowo), PSSI dan KPSI (Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia). "Tim ini yang nantinya akan menyiapkan seluruh tahapan kongres," ujar Roy saat dihubungi, Minggu (24/2).

Tahapan itu nantinya mulai dari mengundang peserta, verifikasi peserta kongres, sampai memastikan kongres berjalan sesuai dengan arahan FIFA dan AFC mengenai kongres itu sendiri. Terkait potensi akan adanya permasalahan sebelum verifikasi, Menpora enggan menjawab detail. "Nanti saja tunggu hasil proses verifikasi," tandasnya.

Nah, dalam pembukaan email yang dikirimkan sejak 22 Februari lalu itu, FIFA melalui Head Of Member Associations Primo Corvaro menjelaskan, organisasi sepakbola dunia itu mengakui pertemuan PSSI-KPSI yang ditengahi Menpora. FIFA juga menjawab pertanyaan terkait tipe dan waktu kongres. "Kami menganggap, kongres selanjutnya adalah kongres luar biasa," tulis surat tersebut.

Alasannya, karena dalam statuta diatur bahwa syarat KLB terpenuhi jika ada pemberitahuan empat minggu sebelumnya. Dalam email itu juga ditambahkan bahwa agenda harus sesuai dengan keputusan AFC dan FIFA, karena dalam KLB tidak dimungkinkan untuk mengubah agenda saat kongres.

Tapi untuk mengantisipasi terjadinya ketidakpuasan, FIFA melalui email itu menyarankan untuk menggelar kongres biasa pada pekan selanjutnya. Langkah itu juga untuk memberi kesempatan kepada anggota untuk membicarakan pembahasan lainnya.

Selain tipe kongres, surat tersebut juga menjawab pertanyaan Menpora mengenai perdebatan siapa yang dinilai sebagai voter Solo itu. "FIFA dan AFC mengacu kepada anggota yang ikut ambil bagian dalam kongres Solo, bukan orangnya. Ini berarti  klub/lembaga yang berpartisipasi dalam kongres Solo berhak untuk menunjuk delegasi," ucapnya.

Dengan jawaban itu, FIFA tak ingin ada masalah lagi dan bisa mendengar kabar baik tentang penyatuan kompetisi maupun perubahan statuta. Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, Menpora Roy Suryo belum juga memberikan jawaban.

Staf ahli yang mendapatkan tembusan email itu juga enggan berbicara. "Biar nanti Menpora yang menjelaskan," ujar staf tersebut.

Namun, perbedaan sudah terlihat. La Nyalla Mattalitti yang mewakili KPSI menegaskan bahwa pihaknya siap menerima dan mengakui jika kongres itu kongres luar biasa. Tapi jika ada anggota yang tidak puas, lanjut dia, maka bisa dilanjutkan dengan kongres biasa.

Untuk voter, KPSI juga melunak dan siap menerima bahwa yang datang nantinya adalah klub/institusi, bukan orang sesuai daftar KLB Solo. Namun, dia meminta tim verifikasi harus melihat lembaga mana saja yang dipilih dengan tidak wajar.

"Kami punya bukti siapa itu Pengprov yang sah. Bahwa yang di-caretaker itu tidak bisa disebut voter Solo," tegasnya.

Sementara Sekjen PSSI Halim Mahfudz cukup sulit dikonfirmasi. Orang yang getol melakukan komunikasi dengan FIFA dan AFC itu tak menjawab pesan singkat. Ponselnya pun tak kunjung diangkat meski ada nada sambung.

Namun, sebelumnya dia menegaskan bahwa voter kongres juga harus mengikuti statuta dan menyertakan klub kompetisi yang berjalan.  "Kalau perlu kita undang AFC dan FIFA dalam verifikasi nanti," tandasnya. (aam)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dibantai City, Posisi Chelsea Terancam Tottenham

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler