Segmen LCGC Bakal Dongkrak Pasar Otomotif

Sabtu, 21 Januari 2017 – 02:53 WIB
Ilustrasi. Foto: Radar Cirebon/JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat Edaran OJK (SE OJK) No 1/SEOJK.05/2016 tentang Tingkat Kesehatan Keuangan Perusahaan Pembiayaan sudah mulai berlaku.

Alhasil, uang muka kredit kendaraan bermotor berpotensi naik pada kuartal pertama 2017.

BACA JUGA: Tim Riser ShaDaff Tampil Perkasa di Malaysia

Potensi kenaikan uang muka atau DP (down payment) tersebut muncul karena ada pembatasan komisi bagi pihak ketiga dari perusahaan pembiayaan.

Pihak ketiga dalam hal itu adalah diler dan seluruh unsur di bawahnya, termasuk wiraniaga (sales).

BACA JUGA: Ban Zeneos Tipe ZN62RS Terbukti Tangguh

Dalam pasal V ayat 2 poin C.4 beleid tersebut tertulis bahwa pengeluaran biaya insentif pihak ketiga terkait dengan akuisisi pembiayaan per perjanjian pembiayaan dibatasi sebesar 15 persen.

Batasan itu diambil dari nilai pendapatan yang terkait dengan pembiayaan dan sudah termasuk pajak.

BACA JUGA: Innova Venturer Tawarkan Kenyamanan saat Bertualang

Poin C.5 menyatakan pengeluaran biaya insentif pihak ketiga terkait dengan akuisisi pembiayaan secara total dibatasi sebesar 20 persen dari nilai pendapatan yang terkait dengan pembiayaan sudah termasuk pajak.

Vice President Director of Marketing and Sales PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Davy J. Tuilan mengungkapkan, aturan OJK yang dirilis sekitar pertengahan 2016 dan efektif penuh berlaku pada Januari 2017 tersebut akan berdampak pada penjualan kendaraan bermotor, terutama mobil tahun ini.

’’Komisi dari perusahaan leasing kepada diler dibatasi maksimal 15 persen,’’ ungkapnya, Rabu (18/1).

Pembatasan itu akhirnya berpotensi membuat nilai DP untuk kredit kendaraan menjadi ’’murni’’ sehingga berpotensi naik.

’’Pada kuartal pertama, yang jelas, DP kredit kendaraan akan naik jika dibandingkan dengan 2016,’’ ucapnya.

Kenaikan DP kredit biasanya memengaruhi motivasi konsumen untuk membeli kendaraan.

Sekitar 70 persen konsumen kendaraan, terutama mobil, di Indonesia membeli dengan cara kredit.

’’Yang jelas, pendapatan wiraniaga sedikit turun,’’ ujar Davy.

Pada saat yang sama, jika dilihat dari indikator makroekonomi, Davy memperkirakan pasar mobil nasional masih cenderung datar.

Satu-satunya harapan terdapat pada produk mobil ramah lingkungan dengan harga terjangkau alias low cost and green car (LCGC).

Pada tahun lalu, penjualan efektif para pemain baru di LCGC hanya berlangsung sekitar lima bulan.

Dari lima bulan saja, performanya terhadap total penjualan mobil nasional cukup signifikan.

Pada tahun ini, peran penjualan LCGC akan berkontribusi setahun penuh sehingga diyakini lebih signifikan.

’’Dengan adanya peran LCGC itu, market mobil nasional saya kira naik dua persen sampai tiga persen tahun ini,’’ tuturnya. (gen/c5/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Intip Keistimewaan BMW 730Li, Seri Rakitan Dalam Negeri


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
otomotif  

Terpopuler