Sehari, Jaguar dan Rusa KBS Mati

Akibat Tumor dan Berkelahi

Jumat, 15 November 2013 – 11:57 WIB

jpnn.com - SURABAYA - Kematian satwa Kebun Binatang Surabaya (KBS) kembali terjadi. Kali ini, dalam sehari kemarin (14/11) ada dua ekor satwa KBS yang mati, yakni seekor jaguar jantan berumur 22 tahun dan rusa timorensis jantan berusia enam tahun.

Jaguar bernama Daimler tersebut diduga mati karena usia uzur dan penyakit tumor di gantungan usus. Sementara itu, rusa diprediksi mati karena berkelahi dengan rusa lain.

Humas KBS Agus Supangkat mengatakan, sekitar pukul 07.00 petugas menemukan jaguar tersebut tergeletak di kandangnya yang lokasinya dekat dengan kandang beruang madu.

Saat itu, lanjut dia, petugas yang memeriksa mengetahui badan jaguar tersebut sudah dingin.

Sangat mungkin jaguar mati malam atau dini hari.

"Mungkin jaguar sudah mati malam. Sedangkan petugas memastikan rusa mati ketika berada di ruang karantina. Saat itu rusa sedang dirawat petugas," jelasnya.

Setelah kedua satwa diotopsi, lanjut Agus, petugas menemukan tumor di bagian gantungan usus jaguar. Dia mengatakan, penyakit tumor dan usia yang sudah tua sangat mungkin membuat jaguar tersebut mati.

"Usia normal jaguar itu 20 tahun. Sementara itu, hasil otopsi rusa menunjukkan, satwa tersebut mengalami peradangan pada telinga. Ini memang bekas luka karena berkelahi," ujarnya saat ditemui di kandang rusa kemarin (14/11).

Agus menambahkan, sebenarnya sebelum mati, terlihat tanda-tanda yang kurang baik pada jaguar. Misalnya, nafsu makan menurun. "Memang seminggu ini nafsu makannya turun," tuturnya.

Soal penyebab adanya tumor pada usus jaguar, dia menyatakan tidak mengetahuinya. "Kami masih memeriksa lebih lanjut," ujarnya.

Padahal, jaguar asal Kebun Binatang Singapura tersebut merupakan satu-satunya di KBS alias satwa tunggal. Kini pengunjung tidak bisa lagi melihat jaguar di KBS. "Memang sudah lama menjadi satwa tunggal," jelasnya.

Terkait dengan kematian rusa yang disebabkan perkelahian, dia mengatakan bahwa tidak ada upaya lebih lanjut untuk memisahkan rusa jantan. Sebab, perkelahian rusa untuk memperebutkan daerah itu sudah alamiah. "Di alam juga berkelahi untuk berebut wilayah, ini natural," tuturnya.

Meski begitu, pihaknya tetap membuat kandang khusus jantan. Namun, yang perlu dipikirkan adalah luas lahan KBS. Dengan kematian rusa tersebut, saat ini koleksi rusa di KBS tinggal 22 ekor. Perinciannya, 15 ekor jantan, 5 ekor betina, dan 2 ekor rusa anakan. Menurut dia, jumlah rusa masih cukup banyak.

Dirut Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS Ratna Achjuningrum mengungkapkan, pihaknya membawa sejumlah organ dua satwa tersebut ke laboratorium patologi anatomi. Hal itu dilakukan untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian dua satwa tersebut. "Hasil uji laboratorium ini yang akan memastikan penyebab kematian atau sakit satwa itu," paparnya. (idr/mas/end)

BACA JUGA: Potensi Zakat Jabar Tembus Rp40 T

BACA ARTIKEL LAINNYA... Buku Nikah Palsu, Modin dan Staf KUA Jadi Tersangka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler