Seharusnya PDIP Sudah Keok di Jabar Gegara Arteria, tetapi Hasil Survei...

Jumat, 11 Maret 2022 – 02:17 WIB
Arteria Dahlan. FOTO: DPR

jpnn.com, JAWA BARAT - Indonesia Political Opinion (IPO) mencatat elektabilitas dan popularitas PDI Perjuangan mengalami tren peningkatan di Jawa Barat. IPO menilai hal itu sebagai anomali mengingat polemik pernyataan kader PDIP Arteria Dahlan soal bahasa sunda.

Direktur Eksekutif Dedi Kurnia Syah mengatakan elektabilitas PDIP tetap kokoh dan memuncaki posisi teratas di Jawa Barat meskipun sempat diterpa isu ujaran kebencian Arteria Dahlan.

BACA JUGA: Survei IPO: Elektabilitas PDIP Naik Signifikan di Jabar, Kang Ono Jadi Kuda Hitam

Dalam simulasi terbuka, responden penelitian IPO di Jawa Barat menginginkan anggota legislatif dari PDIP dengan keterpilihan sebesar 15,7 persen, terpaut lebih tinggi dari Gerindra 10,2 persen, lalu PKS 9,3 persen.

“Tingkat keterpilihan PDIP teratas, dan ini membuktikan betapa kokohnya partai ini, tidak banyak partai yang mampu menahan laju isu sensitif seperti ujaran kebencian, apalagi berkaitan dengan identitas kultural masyarakat. Namun, PDIP berhasil menjadi partai mapan yang kuat, sekalipun dihadapkan pada persoalan besar,” kata Dedi saat merilis hasil surveinya, Kamis (10/3).

BACA JUGA: Resmikan Kantor DPD TMP Jabar, Ono Surono: Mari Bersama Hadapi Radikalisme

Jika membandingkan hasil Pemilu 2019, Dedi menemukan hanya PDIP yang memiliki tren peningkatan. Sementara partai lainnya mengalami penurunan, termasuk yang unggul saat Pemilu 2019 lalu, yaitu Gerindra dan PKS.

“Terlihat jelas jika PDIP menjadi satu-satunya bergerak naik di saat semua Parpol di Jawa Barat menurun, ini bisa saja karena faktor tata kelola dan kepemimpinan ketua parpolnya. Tidak dapat dihindari ada faktor tokoh, dan itu tentu saja Ono Surono sebagai ketua,” lanjut Dedi.

BACA JUGA: Survei SMRC: PDIP Juara 1 di Jawa Barat Bila Pemilu Digelar Saat Ini

Selain faktor kepemimpinan ketua PDI Jawa Barat, lanjut Dedi, ada kemungkinan lain semisal aspek kinerja pemerintah pusat yang juga didominasi oleh partai berlambang banteng moncong putih itu. Di antaranya adalah bertambahnya pengetahuan publik atas kinerja Presiden Joko Widodo.

“Telaah kami, peningkatan ini terjadi karena bertambahnya pengetahuan publik atas kinerja Presiden yang mengemuka, terutama terkait pembangunan insfrastruktur dan terus bergulirnya vaksinasi. Bukan tidak mungkin itu berdampak ke perolehan suara Parpol di Jawa Barat” jelasnya.

Dedi juga melihat Ono Surono sebagai ketua PDIP Jawa Barat juga mengalami peningkatan popularitas dan elektabilitas. Sikap Ono yang cepat merespons ujaran kebencian yang dilakukan rekan separtainya Artedia Dahlan dianggap sudah tepat.

“Faktor responsifitas Ono Surono juga dapat memicu kepercayaan publik pada PDIP, dan terbukti meskipun gencar sekali propaganda politik menyudutkan PDIP, faktanya publik semakin percaya pada PDIP. Ini tentu menarik” pungkas Dedi.

Survei IPO digelar pada 1-7 Maret 2022 menggunakan metode multistage random sampling. Dengan total wawancara dilakukan kepada 880 responden. Margin of error sebesar 2,90 persen, akurasi data mencapai 95 persen asumsi simple random sampling. (tan/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler