jpnn.com - JPNN.com SURABAYA - Subdit I Ditreskrimum Polda Jatim kembali memeriksa tersangka Kanjeng Dimas Taat Pribadi, 46.
Pemeriksaan kali ini fokus terkait dugaan penipuan dan pengandaan uang.
BACA JUGA: Novanto Mau Gantikan Akom? Ya, Nggak Mungkin...
Hasilnya, terungkap yang menjadi korban sebanyak 23 ribu orang.
Pihak kepolisian belum dapat memastikan mulai kapan praktik pengandaan uang yang dijalankan.
BACA JUGA: Hayo, Pak Kapolri Ketahuan Belum Punya e-KTP
Namun yang diketahui, Padepokan Dimas Kanjeng, di Dusun Sumber Cengkele, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo, Jawa Timur ini berdiri sekitar 2006.
Bahkan jamaah dari Dimas Kanjeng mencapai ribuan yang tersebar dari seluruh penjuru Nusantara.
BACA JUGA: CEO Message #11 Menpar Arief Yahya: Go Digital or You’ll Die
Bahkan, pihaknya mengistilahkan jika padepokan itu adalah kartel yang menimbun banyak uang.
“Pedepokan itu lain dengan yang lainnya. Ibaratnya, padepokan ini sebagai kartel penipuan,” kata Kepala Subdit I Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Cecep Ibrahim, didampingi Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol RP Argo Yuwono seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Kamis (29/9).
Cecep menambahkan, Taat Pribadi selain menjadi tersangka kasus pembunuhan dua mantan jamaahnya yakni Abdul Gani dan Ismail Hidayah, ternyata ia terjerat kasus lain yakni tentang dugaan penipuan dan pencucian uang.
“Awalnya, kami menerima tiga laporan terkait penipuan dengan kerugian korban dengan total Rp 1,5 miliar. Dan satu laporan dari seorang profesor di Mabes Polri dengan kerugian korban sekira Rp 20 miliar. Namun saat itu Taat Pribadi berstatus menjadi saksi terlapor,” ungkapnya. (don/no/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Irman Gusman Kedatangan Tamu Istimewa di Rutan KPK, Hamdalah..
Redaktur : Tim Redaksi