Sejumlah Asosiasi Tembakau, Sesalkan Penelitian Harga Rokok Naik Rp 50 ribu

Jumat, 26 Agustus 2016 – 04:53 WIB
Ilustrasi. Foto dok Jambi Independen/jpnn.com

jpnn.com - JAKARTA - Sejumlah pihak menyesalkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Hasbullah Thabrany dari Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.

Di mana penelitian itu mendorong kenaikan harga rokok secara eksesif, sehingga membuat kegaduhan di masyarakat.

BACA JUGA: Mantap, AirAsia Beri Tiket Gratis untuk Peraih Medali Emas Olimpiade

Penyesalan itu datang dari Asosiasi Petani Tembakau Indonesia, Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia dan Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan dan Minuman, yang tergabung dalam industri hasil tembakau Indonesia.

“Isu ini berkembang akibat riset yang didanai pihak asing dan tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena menggiring responden kepada opini tertentu," ujar Suseno Riban, Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia, Kamis (25/8) kemarin.

BACA JUGA: Wonderful Indonesia Gandeng AirAsia untuk Garap Anak Muda Singapura

Menurut Suseno, penelitian yang dibiayai oleh Bloomberg Initiative ini sarat dengan kepentingan asing, yang berniat menghancurkan industri tembakau Indonesia.

“Mereka rela mengorbankan kehidupan 6,1 juta masyarakat Indonesia demi menjalankan misi LSM Asing, Bloomberg. Hanya karena Prof. Hasbullah mengejar dana penelitian sebesar Rp 4,3 miliar, ia merusak hajat hidup jutaan petani yang menggantungkan penghidupannya pada sektor ini,” sesal Suseno.

BACA JUGA: Gunakan Lambang Isle of Man, MA Batalkan Merek Dagang Cap Kaki Tiga

Sementara, Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan dan Minuman (FSP RTMM) Sudarto menyatakan hal senada.

“Bila akibat riset itu banyak yang dirumahkan, siapa yang mau bertanggung jawab? Dengan tingkah kenaikan harga dan cukai selama 5 tahun terakhir, ada 1.200 pabrik rokok yang gulung tikar dan terjadi PHK yang mencapai 102.500 pekerja. Apalagi bila harga rokok dinaikkan secara drastis sampai Rp 50 ribu per bungkus, tentu akan terjadi PHK masal," tandasnya. (chi/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Rokok Rp 50 Ribu, Pemerintah Dinilai Latah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler