jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menghentikan Sistem Rekapitulasi Suara Pemilu (Sirekap).
Pasalnya, alat bantu tersebut dinilai mengalami perubahan data yang tidak wajar dari waktu ke waktu.
BACA JUGA: Waduh, 1.223 TPS Masih Bermasalah Gegara Formulir C Tak Terbaca Sirekap
Calon anggota DPD RI Ivan R Rondo mempertanyakan beberapa kejanggalan terkait real count KPU. Sebab terjadi tabulasi data dan angka yang naik dan turun yang dialami para calon.
“Menyimak tampilan front end tabulasi perolehan suara masing-masing calon DPD RI wewakili pribadi dan teman-teman calon lain, ada beberapa hal yang ingin kami tanyakan, mohon penjelasan resmi kepada kami tentang apa yang terjadi dengan website Real Count KPU. Tabulasi data dan angka yang ditampilkan naik turun bahkan per hari ini banyak teman-teman yang datanya turun jauh sekali dari views tabulasi sebelumnya,” kata Ivan Rondo melalui siaran pers pada Senin (19/2/2024).
BACA JUGA: Input Data Sirekap Banyak Salah, KPU Beri Penjelasan Begini
Lebih lanjut, Ivan mengatakan Website tersebut diakses oleh publik luas, sehingga berpengaruh sekali dengan persepsi publik dan pendukung calon di lapangan.
“Kami pun sulit menjelaskan kepada mereka kenapa hal ini terjadi dan apa yang sedang dilakukan oleh KPU secara teknis?” ujar Ivan.
BACA JUGA: Begini Alasan KPU soal Lambatnya Data Masuk ke Sirekap
Hal serupa juga dikatakan calon anggota DPD RI Umbu Wulang. Menurut dia, terjadinya kekacauan data yang hakiki.
Untuk itu, dia mendesak KPU menghapus seluruh data Sirekap sebab data yang naik turun tersebut mengganggu psikologi tim yang sedang bekerja di lapangan.
“Kami korban dari teknologi ini. Sebab terjadinya kekacauan data yang hakiki. Untuk itu saya mendesak KPU menghapus seluruh data Sirekap. Sbab data yang naik dan turun ini mengganggu psikologi tim yang sedang bekerja di lapangan,” tegasnya.
Persoalan data Sirekap ini juga dialami calon anggota DPD RI Maksimus Ramses Lalongkoe.
Menurut mantan jurnalis ini, tabulasi data Simen KPU yang mengalami naik turun sangat merugikan peserta pemilu.
“Saya sendiri juga mengalami. Tiba-tiba tabulasi data Simen KPU alami perubahan yang sangat tidak wajar bahkan naik turun sangat tidak rasional dan ini sangat merugikan peserta pemilu,” ucap Ramses sapaan akrab Maksimus
Dia pun mendesak KPU untuk bekerja professional sehingga tidak merugikan peserta pemilu.
Desakan serupa juga disampaikan calon anggota DPD RI Sarah Lery Mboeik. Dia meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI untuk mengevaluasi penghitungan suara dalam Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).
“KPU harus mengevaluasi 'real count' (hitung nyata) penghitungan suara yang ditampilkan di website-nya, dan menjelaskan kepada publik mengapa angka-angkanya demikian," kata Sarah.
Sarah mengatakan penghitungan suara Sirekap yang dinilai tidak akurat dikhawatirkan menjadi sumber masalah baru terhadap integritas hasil pemilu.
Calon anggota DPD RI Siti Sauda Mustafa juga mendesak hal serupa.
"Dengan terjadinya kekacauan perhitungan suara disirekap, di mohon untuk KPU NTT mengklarifikasi apa yang terjadi,” ucap Siti.(fri/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Friederich Batari