Sejumlah Elemen Pergerakan di Lampung Ingatkan Masa Kelam Orde Baru, Jangan Sampai Terulang

Kamis, 18 Januari 2024 – 22:54 WIB
Sejumlah elemen masyarakat, aktivis, pemuda, dan pegiat sosial menggelar Bedah Buku Hitam Prabowo Subianto dan Masa Depan Demokrasi Indonesia, Kamis (18/1). Foto: Source for jpnn

jpnn.com, LAMPUNG TENGAH - Sejumlah elemen masyarakat, aktivis, pemuda, dan pegiat sosial menggelar Bedah Buku Hitam Prabowo Subianto dan Masa Depan Demokrasi Indonesia, Kamis (18/1). Acara ini digelar di Padang Ratu, Lampung Tengah, Lampung.

Mereka mengingatkan sejarah hitam yang mencederai demokrasi dan hak asasi manusia di era 98 lalu.

BACA JUGA: Survei IPE: Elektabilitas Ganjar-Mahfud Terus Naik, Prabowo-Gibran Mandek

Pemuda Lampung Tengah Bergerak Uj Irmansyah mengatakan diskusi ini untuk mengetahui sejarah, fakta, dan data yang terjadi pada masa lalu di Indonesia.

"Ini harus menjadi spirit gerakan generasi kita pada hari ini. Bahwa kita tidak mungkin ada dan hidup bebas pada hari ini tanpa adannya generasi 98 yang memperjuangkan kebebasan tersebut," kata Irmansyah.

BACA JUGA: Dapat Dukungan Ajengan se-Majalengka, RUMI Makin Yakin Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

Tragedi ini, kata Irmansyah, tak bisa dilepaskan dari sosok Prabowo Subianto. Apakah sejarah ini benar atau salah, Irmansyah mengingatkan pentingnya pengadilan hukum seadil-adilnya.

Aktivis milenial dan tokoh pemuda Lampung Syarif Hidayatullah menyampaikan dalam buku ini menunjukkan bahwa Prabowo Subianto jelas-jelas melanggar HAM.

BACA JUGA: TKN Makin Yakin Prabowo-Gibran Menang 1 Putaran

"Buku ini merefleksikan dan mengajak kepada kita semua untuk menghidupkan api perjuangan untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusian," jelas Syarif.

Syarif merasa aneh hingga hari ini Prabowo Subianto dibebaskan belum diadili.

"Kita semua senantiasa bersuara, bahwa perjuangan kemunusian adalah abadi yang harus disuarakan oleh semua pihak termasuk aktivis mahasiswa dan aktivis sosial," kata Syarif.

Sementara itu, pegiat hukum dan HAM Syaiful Hidayatullah mengungkapkan pelanggaran hak asasi manusia cenderung dilakukan negara. Seharusnya negara mesti menjamin HAM, menghormati dan melindunginya.

"Dalam konteks pelanggaran HAM Berat masa lalu seperti tragedi penghilangan paksa aktivis, tragedi Mei 98, tragedi Papua dan Timor Leste seperti terungkap dalam buku Hitam Prabowo Subianto ini, negara berlindung dibalik stabilitas nasional atau keamanan negara," jelas Syaiful.

Menurutnya, buku Hitam Prabowo ini memuat bukti-bukti yang mengungkap benar Prabowo terlibat dan menjadi aktor intelektual dalam kerusuhan Mei 98 dan penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis seperti yang telah diputuskan oleh Dewan Kehormatan Perwira.

"Sebagai Pegiat Hukum dan HAM, tentu mendorong persoalan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, harus diproses secara hukum melalui pengadilan ad hoc," jelas Syaiful. (tan/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Setelah Debat Capres, Elektabilitas Ganjar-Mahfud Terus Buntuti Prabowo-Gibran


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Mahasiswa   aktivis   HAM   Prabowo  

Terpopuler