jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menilai pidato perdana Presiden Joko Widodo dalam Sidang Paripurna MPR RI, Senin (20/10) standar dan tak ada yang istimewa.
Muzani menyebut ada tiga hal yang bisa dinilai dari pidato bekas rival Prabowo Subianto di Pilpres itu. Pertama secara substansi, retorika dan inovasi. Namun, tak satupun yang luar biasa.
BACA JUGA: Ini PR Pemerintahan Jokowi di Bidang Ekonomi Versi Hatta Rajasa
"Retorikanya biasa-biasa saja, inovasinya biasa, substansinya standar. Jokowi harus bisa menciptakan pemerintah yang bekerja. Pidato Semuanya biasa. Ya kalau ulangan tidak heran dan tidak merah," kata Muzani di komplek Parlemen, Jakarta, Senin (20/10).
Satu hal yang dipegang Anggota DPR RI RI Fraksi Gerindra itu adalah janji Jokowi mewujudkan Trisakti. Bahwa Indonesia harus berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya.
BACA JUGA: Fahmi Idris Menderita Kanker Myeloma
"Janjinya mau kemandirian ini itu yang mau kita pegang. Pak Jokowi menyebut Trisakti beberapa kali dan terulang," jelasnya.
Muzani menilai tim Jokowi kurang matang dalam menyiapkan pidato Jokowi. Hal itu terlihat karena tidak banyak program prioritas Jokowi saat kampanye masuk dalam pidatonya.
BACA JUGA: Konsentrasi Massa Berpindah ke Monas dan Istana
"Tim Jokowi kurang matang. Seperti yang mau diproritaskan presiden Jokowi saat kampanye tidak disebutkan. Misalnya di bidang infrastruktur, perekonomian, itu tidak tergambar dengan jelas. Dalam pidatonya banyak menyebut kemandirian. Gaya oratornya biasa," tandasnya. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Surya Paloh Harapkan KMP Ikuti Keteladanan Prabowo
Redaktur : Tim Redaksi