jpnn.com - JAKARTA - Muncul dan masifnya wacana menduetkan Joko Widodo dengan Jusuf Kalla membuat kaget PDIP yang telah menetapkan pria dengan sapaan Jokowi itu sebagai calon presiden (capres). Pasalnya, sampai saat ini PDIP memang belum membahas nama tentang calon pendamping Jokowi di pemilu presiden (pilres).
"Kok tiba-tiba muncul nama Bapak JK? Padahal Partai belum bahas apa-apa soal cawapres," ujar Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo, Rabu (2/4).
BACA JUGA: PPP Waswas Politik Uang Bakal Mengganas
Menurutnya, PDIP justru masih fokus menghadapi pemilu legislatif. Bahkan, kata Tjahjo, kriteria soal cawapres PDIP pun belum dibahas karena fokusnya adalah memenangi pileg terlebih dulu. "Jadi belum bahas apa-apa," tegas mantan Ketua Fraksi PDIP di DPR itu.
Hal senada juga disampaikan Wasekjen PDIP, Eriko Sotarduga. Menurutnya, partai pimpinan Megawati itu memilih fokus dulu menghadapi pileg karena haasil coblosan 9 April nanti akan menjadi dasar dalam menentukan pendamping Jokowi. Ditegaskannya, hasil pileg itu pula yang akan menentukan tentang perlu atau tidaknya PDIP berkoalisi untuk pilpres Juli nanti.
BACA JUGA: Berpihak ke UKM demi Wong Cilik
Kalaupun ada pembahasan tentang calon pendamping Jokowi, kata Eriko, maka itu bukan pada figur tapi pada kriteria. Misalnya, bakal cawapres PDIP itu harus bisa melengkapi Jokowi dan diterima kalangan luas.
Soal kriteria cawapres yang bisa melengkapi, lebih lanjut Eriko mencontohkan saat Jokowi didampingi FX Hadi Rudyatmo di Solo atau Basuki T Purnama di DKI Jakarta. Karenanya, PDIP juga tak mau calon pendamping Jokowi punya poitensi mengganggu dan berusaha menyaingi.
BACA JUGA: Sedikitnya 6.000 Surat Suara Nyasar
"Menciptakan suasana kerja yang enak dan baik buat Presiden sebagai Jokowi itu sangat penting. Sang presiden dan wapres adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Tapi yang menjadi pemimpin tetap sang presiden, bukan wakilnya. Jadi harmonisasi ini sangat penting,” tandas Eriko.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenakertrans Tetapkan 9 April Libur Bagi Buruh
Redaktur : Tim Redaksi