jpnn.com, JAKARTA - Sekretariat Nasional pasangan calon presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Salahudin Uno (Seknas Prabowo-Sandi) miris dengan munculnya pemberian bantuan sosial tiga minggu jelang pemungutan suara di pemilu dan pilpres.
Menurut Direktur Seknas George Edwin Sugiharto, ada dua jenis bantuan sosial yang dibagikan ke masyarakat beberapa waktu terakhir. Yaitu, bansos yang berasal dari siluman atau tidak jelas asalnya dan yang berasal dari APBN.
BACA JUGA: Maruf Amin Hentikan Pidato di Wonosobo saat Azan Berkumandang
"Kami melihat bansos itu ada dua. Dari APBN dan dari siluman. Bansos dari siluman kami temukan melalui laskar Pengawas Kecurangan Pemilu yang Seknas bentuk. Paket-paket sembako berisi uang dari pasangan calon tertentu sudah mulai bertebaran," ujar George pada diskusi bertajuk 'Setop Politisasi Bansos APBN!' yang digelar Seknas Prabowo-Sandi di Jakarta, Rabu (27/3).
(Bacalah: Ada Gerakan Ubah Pilihan ke Prabowo – Sandi)
BACA JUGA: Arief: Ini Tanda Kangmas Jokowi Mau Gantung Jas Alias Lengser
George kemudian membuka jejak digital pernyataan Menteri Sosial pada 17 Agustus 2018 lalu. Ketika itu Mensos masih dijabat Idrus Marham. Dalam pemberitaan disebutkan dana bansos naik 100 persen.
"Ketika itu mensos berharap masyarakat pilih Jokowi lagi. Jejak digitalnya ada, hanya mensos-nya sudah masuk ke dalam (terjerat kasus hukum,red)," ucapnya.
BACA JUGA: Wiranto Jamin TNI Polri Sudah Siap 17 April Nanti
Setelah pernyataan itu, kata George kemudian, dana bansos diketahui kembali naik. Sampai akhir Januari lalu dana bansos yang dikucurkan mencapai Rp 15,1 triliun. Melonjak tajam dibandingkan periode sebelumnya yang hanya mencapai Rp 5,3 triliun.
"Sebagai rakyat setuju-setuju saja dana bansos untuk masyarakat, tetapi momennya ini yang menjadi masalah. Jelang hajatan besar baru digelontorkan. Kenapa tidak dari akhir 2014 lalu. Dana bansos ini mengucur lebih deras tiga minggu terakhir," pungkas George. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukan Jokowi, tetapi Prabowo yang Lebih Banyak Difitnah?
Redaktur & Reporter : Ken Girsang