Sekolah Bentuk Tim Hadapi Ujian Nasional

Kamis, 14 Februari 2013 – 11:05 WIB
PADANG--Menghadapi ujian nasional yang sudah ditetapkan digelar pada 15 April, sekolah-sekolah telah melakukan persiapan dengan cara berbeda-beda. Seperti yang dilakukan MAN 2 Padang yang berhasil meluluskan siswanya 100 persen tahun lalu. Sekolah ini membentuk tim bernama Gerakan Sukses Ujian Nasional (GSUN). Selain itu, juga dibentuk tim Gerakan Sukses Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (GSBMPTN) sebagai persiapan masuk seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Tim tersebut melakukan analisis kesulitan belajar siswa dan melakukan analisis soal. Setelah itu siswa dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan analisa dan memberikan tindakan berbeda sesuai kebutuhan siswa.

"Alhamdulillah, ini sudah yang ketiga kalinya kami terapkan, dan siswa kami lulus 100 persen. Mudah-mudahan tahun ini kami bisa mengulanginya," ujar Wakil Kepala MAN 2 Padang bidang Kurikulum, Epi Yarlis

Lebih lanjut Epi Yarlis menjelaskan, selain berjuang untuk kelulusan siswanya dia juga berharap bisa lulus di perguruan tinggi yang berkualitas nantinya. Oleh sebab itu, selain membentuk tim untuk kesuksesan UN, sekolah juga membentuk tim untuk mempersiapkan siswa masuk perguruan tinggi negeri.

"Selain melakukan analisi soal, kami juga memberikan soal pridiksi UN dan soal masuk perguruan tinggi. Jika tidak seperti itu kita tidak bisa mencapai hasil yang maksimal," jelasnya.

Sementara itu, SMK N 9 Padang lebih mengandalkan metode try out untuk menggenjot angka kelulusuan. Kepala Sekolah, Raymon menjelaskan, tiga bentuk try out yang dilakukan berjenjang. Mulai dari try out yang diselenggarakan provinsi, dinas pendidikan Kota Padang dan try out inisiatif sekolah. "Try out inisiatif sekolah ini, kami lebih pada pembahasan soal tahun-tahun sebelumnya," ujar Raymon.

Penambahan jam belajar juga dilakukan untuk mata kuliah inti. "Kita juga mengadakan kerja sama dengan lembaga resmi, seperti lembaga sertifikasi profesi. Meraka langsung yang menilai kompetensi anak-anak kita. Persiapan guru-guru tidak banyak yang kita lakukan, sebab kita yakin para guru sudah profesional untuk itu. jadi kita lebih kepada murid," tambahnya.

Sekolah tingkat menengah pertama juga melakukan hal serupa, berupaya memaksimalkan pembelajaran. SMP Bunda contohnya, tidak hanya siswa, guru dan orang tua juga turut dilibatkan. Pihak sekolah mensosialisasikan ketatnya pengawasan untuk UN tahun ini.

"Selain kepada siswa, kita juga sosialisasikan kepada guru-guru dan orang tua. Agar semua pihak turut berpartisipasi menunjang angka kelulusan. Di balik itu semua, kita lebih menekankan pada pembenahan mental siswa dalam menghadapi UN. Seperti mengadakan tausyiah, karena ini lebih penting. Seberapa keraspun siswa belajar, kalau mentalnya tidak siap, tetap saja hasilnya tidak memuaskan," jelas Kepala SMP Bunda, Isman.

Pengamat pendidikan Mukhaiyar menyatakan, agar siswa bisa menghadapi UN dengan baik, semuanya tergantung pada kesiapan guru. Sekolah melalui guru, katanya, tidak hanya membiasakan siswa hanya mengerjakan soal-soal saja. Namun, di samping itu guru juga harus mengembangkan potensi siswa dan meberikan pembekalan mental untuk menghadapi ujian.

"Untuk kesiapan guru, seharusnya sekolah mendatangkan ahli untuk memberikan penyegaran atau masukan bagi guru untuk mempersiapkan siswa untu menghadapi UN. Selain itu, sekolah juga bis melakukan kerjasam dengan sekolah lainnya dalam melakukan persiapan menghadapi ujian," kata Mukhaiyar yang juga merupakan direktur pasca sarjana Universitas Negeri Padang.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kota Padang, Azwar Siri menegaskan, tahun ini harus menjadi tahun prestasi bagi UN Kota Padang. Dengan keluarnya Juknis dari Kemendiknas membuat pelaksanaan UN bisa lebih baik lagi. Karena, dalam juknis itu juga diterapkan sanksi, agar hasil UN nanti bisa murni dan maksimal.

Untuk meningkatkan nilai UN Kota Padang, para peserta didik harus mempersiapkan diri, tidak hanya mental namun juga skil. Begitu juga dengan peran serta dari Kepala Sekolah (Kepsek) dan tenaga pendidik, orang tua dan masyarakat sekitar dalam mendorong siswa untuk mendapatkan nilai UN terbaik.

"Kalau kita lihat selama ini nilai rata-rata UN Kota Padang cenderung menurun. Ini disebabkan Padang masih punya sekolah swasta yang cukup banyak. Ini membuktikan kualitas pendidikan kita belum merata masih adanya perbedaan kualitas pendidikan di sekolah di pinggir kota dengan dalam kota," jelas politisi Demokrat tersebut.

Menurutnya, pendidikan yang berkualitas sanagat ditentukan oleh guru yang berkualitas. Begitu juga sebaliknya, pelajaran yang berkualitas sangat ditentukan pengawasan yang berkualitas. Artinya, perbaikan proses pembelajaran di kelas sangat ditentukan dari interaksi antara guru dengan siswa.  Begitu pula Dinas Pendidikan yang harus mempunyai tanggung jawab moral untuk membangun sistem pendidikan di Kota Padang ke arah yang lebih baik.

"Saat ini kita tidak melihat lagi yang namanya pelatihan profesi terhadap tenaga pendidik. Padahal ini juga faktor penentu kualitas pendidikan kita," sebut mantan Kedisdik Kota Padang tersebut.(cr3 / cr1/zul)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jam Pelajaran Agama Dioptimalkan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler