Sebuah sekolah di tenggara Perth, Australia Barat, berupaya meningkatkan peluang kerja siswa-siswanya di masa depan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan melibatkan mereka dalam eksperimen robotika.

Ilmu pengetahuan, teknologi, teknik dan matematika - yang dikenal sebagai mata pelajaran STEM - disebut-sebut mengajarkan siswa tentang keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengejar 75 persen pekerjaan yang paling cepat berkembang.

BACA JUGA: Polisi Bali Selidiki Kematian Pria Australia di Kolam Renang Canggu

Meski generasi muda saat ini lebih banyak bersentuhan dengan teknologi daripada generasi sebelumnya, penelitian terbaru menunjukkan, jumlah siswa Australia yang mempelajari STEM mengalami penurunan.

Klub Robotika di sekolah Southern River College di Gosnells, sekitar 20 kilometer dari Perth, telah berjalan sejak tahun 2012 - dan sudah memiliki hasil positif.

BACA JUGA: Timbunan Tisu Basah di Saluran Pembuangan Tasmania Habiskan Miliaran

"Banyak siswa melanjutkan untuk mengejar minat yang sama dalam studi lebih lanjut," kata wakil kepala sekolah Southern River, Mike Erith.

"Dan ini bukan hanya tentang kemampuan teknologinya,” sambungnya.

BACA JUGA: Polisi Tangkap Seorang Pria Terkait Penyanderaan di Melbourne

"Ada semua keterampilan tingkat tinggi lainnya: kolaborasi, kepemimpinan, pemecahan masalah dan kerja tim," terang Mike Erith.

Kelompok ini bertemu sekali seminggu selama dua jam seusai sekolah selama dua semester.

Para siswa diberi misi khusus, yang harus mereka selesaikan lewat membangun dan memprogram robot mereka.

Kelompok siswa sebelumnya meraih peringkat kelima dalam kompetisi robotika di Universitas Macquarie pada bulan Maret - sesuatu yang disebut Mike Erith sebagai pencapaian luar biasa.

"Kelompok itu sangat menyukai programnya sehingga mereka bahkan mendatangi saya dan mengatakan kepada saya bahwa mereka ingin memulai klub mereka sendiri," ungkap Mike.

"Ini menunjukkan, ketika Anda membuka pikiran mereka dan mendapatkan aspek ketekunan dalam pembelajaran mereka - dikombinasikan dengan pembelajaran yang menyenangkan - mereka pasti ingin membuat itu jadi milik mereka sendiri. Ini kondisi yang sama-sama menguntungkan." Robot ini dibuat untuk misi ke bulan.

ABC News: Briana Shepherd Terjun ke bidang STEM

Program di sekolah Southern River ini difasilitasi melalui The Smith Family, badan amal berbasis pendidikan untuk anak-anak.

Manajer badan ini di Australia Barat, yakni Ian Moore, mengatakan, orang-orang dari semua latar belakang dan jenis kelamin harus diberi kesempatan untuk terjun ke dalam sesuatu yang dengan cepat menjadi pasar kerja masa depan.

"Jika kami melihat siswa yang memiliki latar belakang sosio-ekonomi rendah - dibandingkan dengan mereka yang latar belakang sosio-ekonominya lebih tinggi - ada kesenjangan pendidikan dalam hasil pelajaran matematika dan mata pelajaran yang terkait sains ketika kita sampai di Kelas 9 dalam waktu sekitar tiga tahun, " terangnya.

"Jadi perkembangan beberapa siswa bisa mundur tiga tahun ke belakang."

Ia mengatakan, cara program ini bekerja adalah dengan meraih imajinasi siswa - sekaligus memberikan sejumlah keterampilan yang dibutuhkan untuk studi lebih lanjut dan bekerja di lapangan.

Moore mengatakan bahwa perlu ada akses lebih banyak ke mata pelajaran STEM untuk semua orang – terutama jika mengingat ketakutan saat ini akan adanya kekurangan tenaga kerja dalam bidang sains dan teknologi.

"Intinya, apa yang kita dapatkan adalah sekumpulan besar anak-anak dan remaja yang tak diberi kesempatan untuk memulai karir di bidang sains dan teknologi," sebutnya.

"Dan sama sekali tak ada alasan untuk tidak menyertakan anak perempuan dalam hal itu." Seminggu sekali, para siswa menghabiskan 2 jam setelah sekolah untuk mengerjakan robot mereka lewat program yang difasilitasi oleh The Smith Family.

ABC News: Briana Shepherd

Siswa Kelas 8, Alexis Gidman, adalah satu dari tiga gadis di grup robotika sekolah Southern River College.

Ia mengatakan bahwa dirinya selalu memiliki ketertarikan pada area tersebut sehingga segera mendaftar.

"Saya ingin membuat bagian-bagian badan untuk orang-orang yang membutuhkannya," kata Alexis

"Jadi mereka bisa melakukan semua yang mereka butuhkan untuk kehidupan sehari-hari."

Dylan Pudwell ingin menjadi ilmuwan forensik, dan mengatakan bahwa ia merasa klub tersebut telah membantunya di bidang lain.

"Ini membantu saya dengan matematika, memberi saya latihan dengan keterampilan matematika. Dan sangat membantu saya dalam memecahkan masalah," tuturnya.

Diterbitkan Minggu 11 Juni 2017. Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Lihat Artikelnya di Australia Plus

BACA ARTIKEL LAINNYA... Generasi Hilang Tertua di Komunitas Aborijin Genap Berusia 1 Abad

Berita Terkait