BOGOR-Pengumuman kelulusan ujian nasional (UN) tingkat SMA/SMK/MA diwarnai tangis haru siswa kelas XII yang telah menuntaskan masa belajar selama tiga tahun. Para siswi saling merangkul dan berpelukan saat mengetahui mereka lulus UN.
Pengumuman kelulusan UN kemarin, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pengumuman UN kali ini tidak dilaksanakan di sekolah untuk menghindari perayaan berlebihan dari para siswa. Pihak sekolah hanya mengumumkan hasil UN di media massa dan mengirimkan surat pemberitahuan kelulusan kepada siswa melalui kantor pos.
Hal ini membuat suasana di beberapa sekolah tampak sepi. Sebaliknya, lapak-lapak koran justru diserbu peserta UN. Sejak pagi-pagi buta, ratusan siswa telah mendatangi lapak-lapak koran untuk melihat pengumuman kelulusan UN.
Kabid Pendidikan Menengah (Dikmen) Disdik Kota Bogor, Ari Sarsono Budiharjo mengatakan, sejak awal pihaknya berkomitmen untuk mengumumkan kelulusan melalui surat dan media massa karena hal itu lebih efektif daripada mengumpulkan siswa di satu tempat. Karena itu, Disdik meminta kepada sekolah agar tidak mengumpulkan siswa di satu tempat karena hal itu dapat mengudang reaksi berlebihan seperti tawuran, konvoi kendaraan serta aksi corat coret seragam yang telah menjadi tradisi kelulusan.
“Kami ingin menghindarkan siswa dari perilaku negatif yang dapat merugikan mereka,” ujarnya kepada Radar Bogor (Grup JPNN), kemarin.
Ari menjelaskan, kelulusan tahun ini lebih baik dibandingkan sebelumnya, dimana hanya dua siswa yang tidak lulus. Sayangnya, Ari enggan membeberkan identitas siswa yang bersangkutan dan asal sekolahnya dengan alasan menjaga nama baik sekolah. “Meski begitu, bukan berarti tidak lulus dari jenjang SMA. Karena, masih ada nilai dari ujian sekolah dan nilai rapor yang digabung menjadi satu. Jadi, peluang itu tetap ada,” bebernya.
Sementara itu, Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Pelajar Kota Bogor, Tubagus Ruchjani mengatakan, sejak pagi puluhan petugas disebar untuk mengawasi perilaku siswa saat menerima hasil kelulusan. Terutama, di titik-titik rawan tawuran seperti perempatan Warung Jambu, pertigaan BTM maupun Jalan Sholeh Iskandar.
“Alhamdulillah, pantauan kita dari pagi hingga sore tidak terlihat aktivitas pelajar yang berkerumun di jalan. Namun, satgas tetap waspada karena bisa saja siswa tak berseragam tiba-tiba berbuat onar,” katanya. (rur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kelulusan SMA/SMK di Batam 99,24 Persen
Redaktur : Tim Redaksi