jpnn.com - HAJI Dudung mengawali bisnisnya pada 1984. Mulanya, dia berternak ayam petelur 500 ekor. Seiring berjalannya waktu, jumlah unggas itu terus bertambah. Menjadi 1.000 ekor, 1.500 ekor dan seterusnya.
Kini, usaha itu diteruskan oleh sang anakMenurut Aif Arifin Sidhik. Menurutnya, saat krisis moneter melanda pada 1997, saat itu Haji Dudung mulai mencoba beternak ayam pedaging alias ayam broiler.
BACA JUGA: Yang Bikin Kapok Pelaku Kejahatan Seksual Bukan Vonis Hakim tapi...
Sayang, krisis membuat orang enggan menjadi mitra ternak ayam. Padahal, keluarga ini sedang mencari mitra usaha untuk plasma ternak ayam.
Sebagai mitra usaha, AS Putra Group akan membantu menyediakan DOC, pakan ternak, obat-obatan dan memberi pendampingan teknis mengenai pemeliharaan ayam.
BACA JUGA: Cak Imin: Kesucian Alquran Bikin Hatinya Bergetar
Karena sepi mitra usaha, Haji Dudung menjalankan usaha secara mandiri. Tak lama, Haji Dudung untung besar saat terjadi krisis. Harga telur ayam melonjak, dari Rp 2.500 per kilogram menjadi Rp 9.000.
Momentum ini membuat Haji Dudung bak mendapat harta karun. Harga telur ayam dan daging ayam melonjak, untung pun berlipat ganda.
BACA JUGA: Ada Poster Risma for DKI 1, Politikus PDIP: Kelihatannya Begitu
Tak khilaf, Haji Dudung akhirnya mengikuti intuisi bisnis untuk merambah bisnis terkait ternak ayam.
Mulai dari usaha indukan ayam, penetasan anak ayam, dan bisnis rumah potong ayam (RPA). Menyadari perlunya regenasi, Haji Dudung menyiapkan Aif sebagai penerus.
“Ini anak paling besar saya. Saya bekali dia keahlian mengembangkan usaha,” kata Haji Dudung.
Tamat pendidikan menengah atas, Aif lanjut pendidikan di Perguruan Tinggi jurusan peternakan ayam pada 2003 dan lulus pada 2007.
Setahun kemudian, ia mengambil gelar pasca sarjana di Strathclyde University Glasgow, Inggris dan lulus pada 2010.
Sejak saat itu, Aif resmi berkecimpung di bisnis ternak ayam. “Bapak membekali saya satu usaha kemitraan ayam pedaging. Ia ingin anaknya memiliki perusahaan sendiri dan menjadi mandiri,” kata Aif.
Usaha kemitraan ayam pedaging yang dikelola Aif sudah punya populasi ayam sebanyak 50 ribu ekor tiap minggu. Aif punya tugas mengembangkan bisnis ini, bila tidak mampu, ayahnya sudah siap mengambil kembali bisnis itu.
“Ayah terus mengawasi saya. Bila muncul masalah, maka saya bisa terlebih dahulu konsultasi pada ayah dan tak terburu-buru mengambil keputusan,” kata Aif.
Dalam berbisnis, Aif sangat dekat dengan BCA. Sebab, tiap langkah yang ia ambil untuk mengembangkan bisnis, Aif selalu melibatkan BCA.
“Dari awal bisnis kami memang berhubungan dengan BCA. BCA Bisnis sangat memudahkan kami melakukan transaksi. Kami juga tak perlu datang ke bank tiap hari. Adanya BCA Bisnis benar-benar mempercepat dan memudahkan transaksi. Fasilitas giro juga sangat membantu,” papar Aif. (bca/adv)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Lho Bedanya Monumen Pancasila Sakti dengan Lokasi Foto Remaja Alay
Redaktur : Tim Redaksi