PALEMBANG – Perkembangan seks bebas di kalangan pelajar masih memprihatinkan. Ginekolog dan Konsultan Seks, dr Boyke Dian Nugraha SpOG MARS mengungkapkan, 30-40 persen pelajar di kota-kota besar melakukan seks bebas.
“Di Jakarta sekitar 40 persen, dan kota besar lainnya 30 persen pelajarnya melakukan hubungan seks sebelum menikah,” ujar dr Boyke kepada Sumatera Ekspres usai Seminar Pendidikan Seks Remaja oleh SMA Kusuma Bangsa Palembang di aula STMIK MDP Palembang, kemarin (23/2).
Dia menerangkan, rasa ingin tahu remaja yang terkadang kurang disertai pertimbangan rasional serta berkembangnya naluri seks akibat matangnya alat-alat kelamin, tanpa adanya edukasi seks dan kurangnya kontrol dari orang-orang terdekat, sering menimbulkan seks bebas di kalangan pelajar.
Dimana, lanjut dr Boyke, seks bebas tersebut berimbas pada kehamilan diluar nikah. Ini menyebabkan adanya tindakan aborsi yang semakin tahun jumlahnya semakin meningkat. “Remaja yang tak menginginkan kehamilannya cukup tinggi. Pertahunnya, sekitar 2,3 juta remaja melakukan tindakan aborsi di Indonesia. Akibatnya Indonesia menjadi negara dengan mayoritas muslim tertinggi dengan tindakan aborsi,” beber dr Boyke.
Seks bebas, kata dr Boyke, menimbulkan beragam penyakit kelamin yang membahayakan, seperti HIV AIDS, kanker mulut rahim, gonore dan lainnya. “Untuk menanggulangi perkembangan seks bebas maka perlu pendidikan seks dan kesehatan reproduksi kepada pelajar yang sebenarnya dapat dimulai dari masa taman kanak-kanak sehingga anak dapat terhindar dari tindakan pelecehan seksual ” ujar alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.
Di lain pihak, Kepala Sekolah SMA Kusuma Bangsa Palembang, Martha Anggriyani Widjaya mengungkapkan, acara seminar pendidikan seks remaja ini sengaja dilakukan sebagai agenda rutin 3 tahunan. “Acara ini sengaja dilakukan untuk memberikan wawasan kepada siswa mengenai apa itu seks dan bagaimana memberlakukan seks sebagai sesuatu yang sakral untuk menghindari pengaulan bebas” ujar Martha.
Dia melanjutkan, dr Boyke sengaja dihadirkan sebagai pembicara karena dianggap sebagai pakar seks yang dapat menjelaskan mengenai seks kepada siswa secara tepat dan lugas sehingga dapat diterima dengan mudah oleh siswa.
Acara yang bertemakan gaul harus dong, seks bebas no way!, merupaka acara wajib yang harus diikuti oleh semua siswa. “Diharapkan setelah mengikuti seminar ini, siswa dapat sadar mengetahui apa itu seks dan dapat menjaga serta memenfaatkan apa yang diberikan kepada mereka sehingga bisa menjadi manusia yang berintegritas dan berguna bagi masyarakat” pungkas Martha. (nat)
“Di Jakarta sekitar 40 persen, dan kota besar lainnya 30 persen pelajarnya melakukan hubungan seks sebelum menikah,” ujar dr Boyke kepada Sumatera Ekspres usai Seminar Pendidikan Seks Remaja oleh SMA Kusuma Bangsa Palembang di aula STMIK MDP Palembang, kemarin (23/2).
Dia menerangkan, rasa ingin tahu remaja yang terkadang kurang disertai pertimbangan rasional serta berkembangnya naluri seks akibat matangnya alat-alat kelamin, tanpa adanya edukasi seks dan kurangnya kontrol dari orang-orang terdekat, sering menimbulkan seks bebas di kalangan pelajar.
Dimana, lanjut dr Boyke, seks bebas tersebut berimbas pada kehamilan diluar nikah. Ini menyebabkan adanya tindakan aborsi yang semakin tahun jumlahnya semakin meningkat. “Remaja yang tak menginginkan kehamilannya cukup tinggi. Pertahunnya, sekitar 2,3 juta remaja melakukan tindakan aborsi di Indonesia. Akibatnya Indonesia menjadi negara dengan mayoritas muslim tertinggi dengan tindakan aborsi,” beber dr Boyke.
Seks bebas, kata dr Boyke, menimbulkan beragam penyakit kelamin yang membahayakan, seperti HIV AIDS, kanker mulut rahim, gonore dan lainnya. “Untuk menanggulangi perkembangan seks bebas maka perlu pendidikan seks dan kesehatan reproduksi kepada pelajar yang sebenarnya dapat dimulai dari masa taman kanak-kanak sehingga anak dapat terhindar dari tindakan pelecehan seksual ” ujar alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.
Di lain pihak, Kepala Sekolah SMA Kusuma Bangsa Palembang, Martha Anggriyani Widjaya mengungkapkan, acara seminar pendidikan seks remaja ini sengaja dilakukan sebagai agenda rutin 3 tahunan. “Acara ini sengaja dilakukan untuk memberikan wawasan kepada siswa mengenai apa itu seks dan bagaimana memberlakukan seks sebagai sesuatu yang sakral untuk menghindari pengaulan bebas” ujar Martha.
Dia melanjutkan, dr Boyke sengaja dihadirkan sebagai pembicara karena dianggap sebagai pakar seks yang dapat menjelaskan mengenai seks kepada siswa secara tepat dan lugas sehingga dapat diterima dengan mudah oleh siswa.
Acara yang bertemakan gaul harus dong, seks bebas no way!, merupaka acara wajib yang harus diikuti oleh semua siswa. “Diharapkan setelah mengikuti seminar ini, siswa dapat sadar mengetahui apa itu seks dan dapat menjaga serta memenfaatkan apa yang diberikan kepada mereka sehingga bisa menjadi manusia yang berintegritas dan berguna bagi masyarakat” pungkas Martha. (nat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minyak Ikan dan Aspirin Atasi Sakit Kronis
Redaktur : Tim Redaksi