Sektor Kesehatan Indonesia Menunjukkan Keberhasilan

Jumat, 20 September 2019 – 19:23 WIB
Menteri Kesehatan Prof. dr. Nila Djuwita F. Moeloek. FOTO: Malut Post/JPNN.com

jpnn.com, MANADO - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan, bonus demografi pada 2030 akan membuat 100 orang produktif menanggung 74 penduduk yang tidak produktif.

Dia menyampaikan hal itu dalam Seminar Nasional III Pra-Munas Kagama bertajuk Kesehatan Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0 di Gedung Eks DPRD Sulawesi Utara, Kamis (19/9).

BACA JUGA: Ketahuilah, 7 Manfaat Mengonsumsi Sayuran Hijau untuk Kesehatan

Masalahnya, Indonesia masih mempunyai permasalahan dengan penyakit menular.

Meskipun sudah berkurang, penyakit tidak menular ternyata juga memakan biaya tinggi dalam pencegahannya.

BACA JUGA: Kesan Menkes Nila Moeloek Terhadap Mobil Multiguna Buatan Anak Bangsa AMMDes

"Penyakit katrastopik ini sangat menyita biaya tinggi. Kita bisa lihat 10 peringkat teratas penyebab kematian ternyata berubah. Strok meningkat jadi 122,8 persen," paparnya.

Namun demikian, dunia kesehatan Indonesia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 perlu didorong dengan optimisme.

BACA JUGA: AMMDes Ambulance Feeder dan Penjernih Air Bermanfaat untuk Warga Pedesaan

Menurutnya, pembangunan sektor kesehatan RI sudah menunjukkan keberhasilan dari indeks pembangunan manusia (IPM).

"Kita meningkat, angka usia harapan hidup dari 70 persen jadi 71,2 persen. Bahkan akan jadi 72 persen," paparnya.

Kenyataan tersebut, kata Nila, musti didukung dengan tindakan preventif dari masyarakat.

Dia juga menyinggung Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) yang diprakarsai oleh Presiden RI untuk mengajak seluruh masyarakan untuk kembali ke hulu agar menerapkan paradigma hidup sehat dalam kehidupan.

"Seperti yang dicontohkan Pak Ganjar tadi, misalnya membiasakan jalan kaki seperti di Jepang, menjaga kesehatan agar mindset-nya tidak sakit lalu dapat BPJS, tetapi bagaimana supaya tetap hidup sehat," kata alumnus S3 Fakultas Kedokteran UGM itu.

Sebelumnya, Ketua Umum PP Kagama Ganjar Pranowo dalam sambutannya membabar pengalamannya saat berkunjung ke Jepang.

Menurut Ganjar, kebijakan transportasi di Jepang terintegrasi dengan kebijakan kesehatan.

"Kita agak malas jalan kaki, cuci tangan, asupan. Saya tanya ke Jepang, kenapa dari subway ke jalanan umum enggak ada ojol? Supaya masyarakatnya jalan kaki," paparnya. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 4 Kebiasaan ini Bisa Bikin Panjang Umur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler