Sektor Pertanian Menjadi Pengaman Menghadapi Virus Covid-19

Rabu, 18 Maret 2020 – 23:07 WIB
Lahan persawahan. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menyikapi penyebaran virus Covid-19 yang sedang mewabah di hampir seluruh dunia, termasuk negara Indonesia. Kondisi ini tentu akan berdampak pada beberapa sektor usaha seperti pariwisata, perdagangan, dan lain-lainnya. Namun tidak halnya dengan sektor pertanian. Sektor pertanian justru menjadi pengaman dalam menghadapi wabah Virus Covid-19 ini.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi saat jumpa pers di Kantor Pusat Kementan pada Selasa (17/3), menyampaikan Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar untuk sektor pertanian. Adanya wabah ini justru pertanian harus makin digenjot karena masyarakat sangat membutuhkan panganan yang sehat.

BACA JUGA: BPS: Februari Ekspor Pertanian Naik

“Adanya musibah wabah virus Covid-19 ini tidak boleh membuat aktivitas pertanian berhenti. Melalui 3 pilar penyuluhan, pelatihan dan Pendidikan kami terus optimalkan SDM Pertanian untuk menggenjot produksi dan produktivitas bahkan ekspor. Petani tetap bekerja dan tetap tanam, Penyuluh Pertanian tetap beraktivitas dalam Gerakan Kostratani melalui online system, Dosen dan Widyaiswara tetap memberikan pengajaran dan pelatihan melalui metode E-Learning. Poktan dan Gapoktan tetap diberdayakan,” kata Dedi.

BACA JUGA: Kesal Pada Tikus, Petani Kini Pasang Setrum Listrik di Sekitar Sawah

Lebih lanjut dikatakan oleh Dedi, bahwa Penyuluh pertanian justru makin optimal dalam kondisi ini, karena dalam menyampaikan penyuluhan tidak hanya materi penyuluhan saja yang diberikan namun disampaikan juga informasi-informasi penting tentang penyebaran virus Cofid-19, bagaimana pencegahannya dan apa yang harus dilakukan apabila sudah ada indiksi suspect penularan virus.

“Penyuluh pertanian harus masif menyampaikan informasi bagaimana mencegah penularan Virus Covid-19 ini. Perlu diketahui bahwa mengkonsumsi panganan yang sehat sangat membantu mencegah tertular virus. Dengan mengonsumsi pangan sehat, sayur dan buat maka stamina tubuh akan kuat dan imunitas tubuh juga akan terjaga. Ini menjadi tantangan untuk kita semua khususnya kepada para petani, penyuluh, dosen dan widyaiswara untuk menggerakan dan tingkatkan produksi panganan sehat, penggunaan pupuk yang berimbang, Teknik budidaya yang baik, penggunaan teknologi alsintan yang baik akan menghasilkan produksi yang baik. Dengan langkah tersebut kita juga akan membantu menyelamatkan bangsa dari penyebaran virus Cofid-19,” tegas Dedi.

BACA JUGA: Gubernur AAL: Ini Sesuai Perintah Mabes TNI AL

Tidak hanya itu, Dedi menambahkan ditengah wabah virus Cofid-19 ini justru menjadi peluang bagi pelaku sektor pertanian, khususnya para petani. Peluang ini yang perlu dimanfaatkan para petani untuk meningkatkan kesejahteraannya.

“Petani harus bisa memanfaatkan peluang pertanian ditengah pandemi Covid-19 ini, terutama para petani milenial. Karena virus covid-19 ini otomatis aktivitas impor akan mandeg. Ini peluang buat petani kita untuk meningkatkan produksinya dan olahannya terutama dalam 11 komoditas pangan seperti padi, jagung, kedelai, daging sapi, daging ayam, telur, bawang merah, cabai merah, dan sebagainya. Masyarakat akan lebih banyak konsumsi produk lokal dan tentunya yang sehat,” ujar Dedi.

Dedi menekankan kepada para petani di masa pandemi virus Covid-19 ini kegiatan pertanian produksi pertanian harus tetap berjalan.

“Pertanian tidak berhenti, tanam terus berjalan, pangan harus selalu tersedia. Perpendek rantai pasok dan tingkatkan nilai tambah melalui kegiatan panen dan pasca panen yang memadai, manfaatkan E-marketing. Apabila perdagangan antar wilayah terbatas dorong bahan pangan local, dan terapkan GAP, GMP, dan GHP (Good Hygiene Practice),” tegas Dedi Nursyamsi.

Sementara itu, di tengah pandemi cofid-19 ini harga pangan menjadi variatif. Masyarakat harus pintar-pintar mengantisipasi konsumsi panganan sehat dalam kondisi ini. Seperti Informasi dari peternak milenial komoditas telur puyuh asal Sukabumi, Slamet Wuryadi yang juga menjadi duta milenial agribisnis puyuh mengatakan untuk komoditas telur puyuh nilai produksi dan permintaan makin meningkat.

“Alhamdulillah untuk komoditas telur puyuh malah naik dan over demand, sebab harga telur puyuh saat ini Rp. 28.000/kg yang isinya 95 butir dan telur puyuh juga kaya akan omega 3,6,9 ini baik untuk imunitas,” kata Slamet.(ikl/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler