Sekelompok ilmuwan mengungkapkan, ada terlalu banyak perhatian terhadap karbon dioksida sebagai gas rumah kaca. Sementara zat lain seperti ozon, metana dan sulfur dioksida seharusnya juga menerima perhatian lebih besar.
Dalam sebuah tulisan singkat di jurnal ilmiah ‘Nature’, kelompok ilmuwan tersebut berpendapat bahwa polutan udara dalam bentuk lain juga berkontribusi pada satu dari delapan kematian di seluruh dunia, dan hampir 50 juta kematian dapat dihindari pada tahun 2040, jika produksi emisi dipangkas setengah.
BACA JUGA: Bahaya Teknologi Digital terhadap Kemampuan Sosial Kaum Muda
Mereka menyebut, polutan dalam bentuk lain, seperti metana, memiliki potensi pemanasan global yang lebih tinggi jika dibanding karbon dioksida.
BACA JUGA: Saat BBQ di KTT G20 Brisbane, Obama Paling Banyak Makannya
Metana tak hanya diproduksi secara alamiah di lahan basah, tapi juga dilepaskan dari sistem gas alam industri dan dari produksi ternak.
Dr Julia Schmale, dari Institut Studi Kesinambungan Lanjutan di Jerman, mengutarakan, gas dan partikel berasal dari berbagai sumber.
BACA JUGA: Pelajar SMP Ini tak Suka Matematika Tapi Menangkan Kejuaraan di Australia
"Secara umum, karbon hitam berasal dari sumber pembakaran. Ozon diproduksi secara kimia di atmosfer, itulah mengapa ia sangat sulit dikontrol," jelasnya.
Kontribusi gas lain perlu diperhatikan dalam perubahan iklim
Dr Julia mengatakan, sementara polutan belum diabaikan, perhatian lebih besar harus ditempatkan pada peran yang mereka mainkan dalam perubahan iklim.
"Dalam konteks memerangi perubahan iklim, mereka sangat kurang diperhatikan. Hanya dalam tiga tahun terakhir, setelah laporan dari program lingkungan PBB terbit, polutan yang memperngaruhi iklim ini telah mendapat perhatian lebih dan inilah mengapa ada lebih banyak perdebatan yang muncul sekarang," ungkapnya.
Para ilmuwan berpendapat, perbaikan kecil dapat dilakukan untuk menghilangkan partikel - seperti dari karbon hitam – agar tida masuk ke atmosfer.
Dr Julia merujuk pada program terbaru yang dikembangkan PBB.
"Anda bisa mencegah kebocoran pipa ketika Anda berpikir tentang metana, Anda dapat menangkap emisi metana dari tempat pembuangan sampah atau pengolahan air limbah dan benar-benar mengubahnya menjadi sumber energi alternative,” tuturnya.
Ia mengemukakan, "Untuk mengurangi banyak polusi dan juga mengurangi faktor pengubah iklim seperti karbon dioksida pada saat yang bersamaan, kita harus mengurangi konsumsi atau berhenti membakar fosil atau bahan bakar biogenik.”
"Jadi itu artinya, kita perlu mengubah perilaku kita sedikit," imbuhnya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lomba Foto Mengingat Indonesia di Australia